hajar aswad

Hilangnya Hajar Aswad: Luka Sejarah di Jantung Ka’bah

Ka’bah, sebagai poros spiritual umat Islam, memiliki elemen-elemen suci yang menyimpan nilai keimanan luar biasa. Salah satunya adalah Hajar Aswad, batu hitam yang tertanam di sudut timur Ka’bah, tempat jemaah memulainya thawaf. Batu ini diyakini berasal dari surga dan menjadi simbol tauhid serta pengingat akan janji setia Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam membangun rumah Allah.

Namun, sejarah Islam tidak selalu damai. Ada masa kelam di mana Hajar Aswad pernah dicuri, mengguncang dunia Muslim dan meninggalkan jejak luka sejarah yang tak terlupakan.

Siapa yang Mencuri Hajar Aswad?

Peristiwa tragis ini terjadi pada tahun 930 Masehi, ketika sekelompok sekte radikal bernama Qarmatians melakukan penyerangan ke Makkah. Kelompok ini berpusat di wilayah Bahrain sekarang, dan dipimpin oleh seorang fanatik bernama Abu Tahir al-Jannabi.

Qarmatians memang dikenal memiliki ideologi yang menentang mayoritas umat Islam. Paham mereka radikal, keras, dan anti simbol-simbol ibadah haji.

Saat musim haji, pasukan Abu Tahir menyerbu Makkah, menewaskan banyak jemaah, menghancurkan sumur Zamzam, dan tanpa rasa hormat mencabut Hajar Aswad dari tempatnya. Bahkan, Abu Tahir sempat menantang dengan penuh penghinaan, mengancam akan menghancurkan Ka’bah dan mematikan ritual haji selamanya.

Hajar Aswad Dibawa ke Bahrain

Setelah berhasil dicuri, Hajar Aswad diangkut oleh Qarmatians ke markas mereka di Bahrain. Selama lebih dari dua dekade, batu suci itu hilang dari Ka’bah. Umat Islam di seluruh dunia berduka mendalam karena thawaf tidak dapat disempurnakan sesuai tradisi, sebab menyentuh atau mengisyaratkan ke arah Hajar Aswad adalah bagian penting dari manasik haji.

Bayangkan, selama kurang lebih 22 tahun, para jemaah hanya bisa thawaf tanpa keberadaan batu suci itu. Meskipun syariat membolehkan thawaf tetap sah tanpa Hajar Aswad, hati umat Islam tetap perih menyaksikan Ka’bah seolah “cacat” tanpa salah satu simbol surgawi yang sangat dihormati.

Upaya Negosiasi dan Pengembalian

Banyak penguasa Muslim saat itu mencoba menegosiasikan agar Qarmatians mengembalikan Hajar Aswad. Namun, mereka memasang tebusan yang sangat tinggi. Ada riwayat menyebut negosiasi berlangsung keras, bahkan beberapa kali gagal karena tuntutan Abu Tahir terlampau besar.

Barulah setelah sekitar 22 tahun berlalu, Qarmatians bersedia mengembalikan Hajar Aswad, diyakini setelah menerima pembayaran tebusan yang luar biasa besar. Tahun 952 M, batu itu akhirnya kembali ke tempat sucinya di Ka’bah.

Hajar Aswad Retak

Sayangnya, kondisi Hajar Aswad saat kembali tidak lagi utuh. Akibat perlakuan kasar dan perjalanan yang penuh penghinaan, batu tersebut retak menjadi beberapa pecahan kecil. Untuk menyatukannya kembali, para penjaga Masjidil Haram saat itu menempatkan pecahan Hajar Aswad dalam rangka perak, yang masih bisa kita lihat hingga sekarang. Inilah alasan mengapa jika diperhatikan hari ini, Hajar Aswad terlihat seperti kumpulan pecahan yang direkatkan dalam lingkaran logam perak.

Hikmah dari Peristiwa Ini

Hilangnya Hajar Aswad selama lebih dari dua dekade adalah luka mendalam dalam sejarah Islam. Namun di balik tragedi, ada pesan spiritual besar:

✅ Ka’bah tetap berdiri tegak meskipun simbolnya hilang, menunjukkan tauhid dan ibadah umat tidak bisa dihancurkan oleh kebencian.
✅ Persatuan Muslim diuji, karena banyak kerajaan Muslim akhirnya bersatu untuk menyelamatkan batu itu.
✅ Keberkahan Ka’bah tidak sirna meski Hajar Aswad dirampas, menegaskan bahwa Allah lah yang menjaga rumah-Nya.

Hajar Aswad juga menjadi pengingat betapa mahalnya nilai simbol-simbol ibadah, dan bagaimana setiap Muslim wajib menjaga kesuciannya.

Hajar Aswad Hari Ini

Hingga kini, jutaan peziarah setiap tahun tetap menunaikan thawaf mengelilingi Ka’bah dan berusaha menyentuh atau memberi isyarat ke arah Hajar Aswad. Rasulullah ﷺ sendiri pernah bersabda:

“Hajar Aswad turun dari surga lebih putih dari susu, tetapi dosa manusia yang membuatnya menjadi hitam.”
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan keistimewaan Hajar Aswad sebagai batu surgawi, sekaligus cermin bagi manusia tentang dosa yang menghitamkan hati.

Penutup

Kisah hilangnya Hajar Aswad adalah salah satu tragedi terbesar dalam sejarah ibadah di Makkah. Meski demikian, umat Islam terus bangkit, memperbaiki Ka’bah, dan menjaga ritual thawaf tetap hidup. Hajar Aswad pun tetap dihormati sebagai bagian integral dari manasik, mengingatkan kita pada janji keimanan, persatuan, dan kasih sayang Allah kepada umat-Nya.

Rawda Umroh: Temani Anda Berziarah ke Tanah Suci

Ingin menyentuh langsung Hajar Aswad, merasakan getaran spiritual di sekitarnya, serta menapaki jejak sejarah Islam? Rawda Umroh hadir untuk mendampingi perjalanan ibadah Anda. Kami menyediakan paket Umroh RegulerUmroh Plus TurkiUmroh Plus Dubai, hingga Umroh Plus Qatar, dengan pembimbing berpengalaman, legalitas resmi, dan pelayanan profesional. Bersama Rawda Umroh, ibadah Anda menjadi aman, nyaman, dan tak terlupakan. Hubungi tim kami hari ini!

Hubungi kami

Cukup Chat Whatsapp

Kami akan memandu Anda dari mulai persiapan, pemberangkatan sampai kepulangan ke Tanah Air nanti.

You cannot copy content of this page