Indonesia memiliki tokoh yang pernah menjadi imam di Masjidil Haram. Temui tiga Ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram. Simak penjelasannya dari Rawda Umroh tentang ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram.
Masjidil Haram, sebagai tempat suci umat Islam di Mekah, tidak hanya menjadi saksi bagi jutaan jamaah haji, tetapi juga bagi beberapa ulama besar dunia.
Salah satu hal yang membanggakan bagi Indonesia adalah kontribusi ulama-ulama tanah air yang pernah memimpin shalat di Masjidil Haram. Inilah cerita tentang Ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram, yang dikenal tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kalangan umat Islam internasional.
Imam Masjidil Haram
Seorang imam tentunya harus memiliki syarat keilmuwan serta kecakapan istimewa untuk menjadi imam salah satunya imam di Masjidil Haram.
Imam di Masjidil Haram harus memiliki sejumlah kriteria yang wajib dipenuhi supaya dapat dipercaya oleh Presiden urusan Haramain atau tanah suci. Seorang imam Masjidil Haram wajib mempunyai gelar pendidikan tinggi yang mendapatkan pengakuan dari kerajaan Arab.
Selain itu, imam di Masjidil Haram juga wajib berpartisipasi dalam berbagai konferensi antar agama dan pernah menjadi imam di berbagai masjid yang ada di Arab Saudi.
Dari Indonesia sendiri memiliki tokoh ulama yang sudah dikenal sejak zaman dahulu menorehkan kisah sejarah panjang bahwa berhasil menjadi imam di Masjidil Haram. Berikut ini tiga tokoh ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram.
1. Syeikh Junaidi Al Batawi
Salah satu tokoh ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram adalah Syeikh Junaidi Al Batawi. Tokoh ulama ini pernah bermukim selama 60 tahun di Mekkah dan berhasil menjadi imam di Masjidil Haram.
Syeikh Junaidi lahir di Pekojan, Jakarta Barat terkenal sebagai tokoh pendidik yang tangguh dibuktikan bahwa hingga akhir hayat beliau menghabiskan waktunya untuk mengejar.
Syeikh Junaidi mempunyai pengaruh besar dalam membangun Indonesia. Tokoh ini merupakan keturunan Betawi serta memiliki pengaruh kuat di abad ke 19 serta sempat menjadi poros utama pergerakan Islam di Jakarta.
Syeikh Junaidi memiliki catatan ulama asal Jawa yang berasal dari tanah Betawi. Bahkan beliau sudah menetap selama 50 tahun dan ditunjuk sebagai imam Masjidil haram yang membuat terkenal dalam dunia Islam Sunni dan Syafi’i sehingga dikenal sebagai syikhul masyayikh madzhab Syafii.
Syekh Junaidi juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan Arab Saudi seingga memiliki hak istimewa untuknya dan keluarganya. Hal ini dibuktikan dari beberapa ulama keturunan Betawi yang hingga saat ini menjalin hubungan baik dengan kerajaan Arab Saudi serta masih mendapatkan hak perlindungan istimewa. Syekh Junaidi Al Batawi wafat di Mekkah tahun 1840 diumur perkiraan 100 tahun.
2. Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi al Bantani
Ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram kedua adalah Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi al Bantani. Tokoh ini lahir di Kampung Tanara, Serang Banten di tahun 1815 serta dikenal sebagai tokoh mahsyur dengan karya yang banyak.
Syeikh Muhammad Nawawi Al Bantani ini menjadi salah satu tokoh ulama yang diizinkan untuk mengajar serta menjadi Imam di Masjidil haram. Nawawi pertama mengenal serta mempejalari Islam melalui ayahnya yang seorang tokoh ulama di Banten.
Syeikh Muhammad Nawawi kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang pesantren serta menunaikan haji di umur 15 tahun. Saat menunaikan haji, beliau berguru kepada sejumlah tokoh ulama di Mekkah dan bermukim selama tiga tahun.
Syeikh Muhammad Nawawi Al Bantani juga berhasil memperdalam ilmu agama kepada guru – gurunya selama 30 tahun di Mekkah. Tokoh ini juga semakin mahsyur berkat hasil pemikirannya. Beliau berhasil menulis banyak kitab bahasa Arab dan menjadi rujukan dalam ilmu fiqh di seluruh dunia.
Syeikh Muhammad Nawawi Al Bantani menjadi tokoh terkemuka setelah mengajar agama di halaman rumahnya. Beliau juga memiliki hubungan baik dengan para ulama di Arab Saudi yang membuatnya ditunjuk sebagai imam di Masjidil haram menggantikan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Bahkan hingga saat ini jasa Nawawi Al Batani dalam menerapkan ajaran Islam dikenal hingga berbagai penjuru dunia. Hal ini juga didukung ketika menetap di Syi’ib, Syekh Nawawi Al Bantani memiliki banyak murid dari berbagai bangsa.
Tokoh ulama Indonesia bernama Muhammad Nawawi Al Bantani ini meninggal di Mekkah tahun 1897. Beliau juga memiliki keturunan bernama KH Ma’ruf Amin yang menjadi wakil presiden tahun 2019-2024.
3. Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi
Ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi. Tokoh ini lahir di Koto Tuo, Agam, Sumatera Barat pada tanggal 16 Juni 1860.
Tokoh bernama Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi sudah terlihat cerdas sejak masa kanak – kanak. Beliau merupakan keturunan dari Syaikh Abdul Latif yang mengajak ke Mekkah di usia 11 tahun pada tahun 1871 untuk menunaikan ibadah haji.
Namun Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi tidak pulang ke tanah air, justru beliau tinggal di Mekkah untuk menuntut ilmu menuntaskan hafalan Al Qur’an. Selain menghafal Al Qur’an, Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi berguru ke beberapa ulama seperti Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy. Kemudian berkat kegigihan dan kealiman, Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi diangkat menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar Masjidil Haram.
Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabau kembali ke Indonesia untuk berdakwah dan menyebarkan ilmunya di Indonesia. Beliau juga memiliki peran mengajarkan Islam di Nusantara sehingga menjadi akademisi IAIN syekh Nurjati Cirebon. Bahkan tokoh ulama ini juga terkenal sebagai sosok reformis Islam yang menjadi panutan bagi umat Muslim.
Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi memiliki banyak murid yang berhasil menjadi ulama – ulama besar seperti tokoh Abdul Karim Amrullah (tokoh ulama termasyhur di Indonesia), K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dan masih banyak lagi.
Peran ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram menunjukkan betapa besar pengaruh dan dedikasi ulama Indonesia dalam dunia Islam global salah satunya di Masjidil Haram. Tokoh – tokoh ini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga mendapat tempat yang terhormat di Masjidil Haram.
Keberhasilan tokoh ulama Indonesia dalam memimpin shalat di tempat yang begitu mulia memberikan kebanggaan tersendiri bagi umat Islam Indonesia. Kisah tokoh ini terus menginspirasi generasi selanjutnya untuk terus berkontribusi dalam memperjuangkan ilmu dan syiar Islam di manapun berada.
Demikian penjelasan mengenai ulama Indonesia yang pernah jadi imam di Masjidil Haram. Semoga dari informasi yang menjelaskan kisah para tokoh ulama dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk terus menuntut ilmu dan dari penjelasan diatas dapat menambah wawasan para pembaca.
Bagi Anda yang ingin menunaikan ibadah Umroh di Masjidil Haram, tentunya sebelum keberangkatan perlu untuk memilih biro perjalanan umroh terbaik.
Salah satu biro umroh terbaik adalah Rawda Travel biro umroh terpercaya. Sebagai penyedia umroh Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya, Rawda travel umroh menyediakan layanan terbaik dan berkualitas.
Beberapa paket yang ditawarkan oleh Rawda Umroh adalah paket umroh plus turki dan paket umroh hemat terbaik dengan penyediaan akomodasi terbaik tentunya. Solusi Umroh terbaik tentunya Rawda Travel Umroh.