Luruskan niat umrah agar tidak pamer di social media. Ingin menunaikan ibadah ke tanah suci, tapi berakhirnya hanya ingin pamer dan dipuji-puji saja oleh orang lain, untuk apa?
Di zaman serba canggih ini, tidak afdol rasanya jika tidak memilki akun social media, dimana orang-orang banyak mem-posting aktivitas sehari-harinya sehingga banyak dilihat oleh orang lain.
Aktivitas tersebut bisa beragam, mulai dari postingan isi curhatan, postingan kegiatan sehari-hari, jalan-jalan, hingga kegiatan beramal saleh dan ibadah juga di-posting.
Sayangnya dalam Islam sendiri, sudah terdapat hukum yang mengaturnya bilamana kita berbuat kebaikan dan mendatangkan pahala mungkin bisa menjadi sia-sia jika akhirnya tujuannya diumbar-umbar agar memperoleh banyak pujian dan validasi.
Lalu, bagaimana caranya kita untuk menyikapi fenomena tersebut? bagaimana caranya agar kita dapat menahan diri untuk tidak membuat postingan yang terkesan pamer di social media terutama saat menunaikan ibadah umrah?
Simak ulasan berikut !
Tips Menahan Diri Tidak Pamer di Social Media
Pamer diri dan keinginan untuk dikenal orang lain adalah sifat yang tidak terpuji.
Semua orang ingin menunjukkan apa yang mereka miliki kepada dunia, apalagi sekarang sudah dimudahkan dengan hadirnya social media, tetapi jika itu terjadi terlalu sering, hal itu akan berdampak buruk.
Baca juga: Sejarah Awal Mula Kota Mekkah: Kisah Nabi Ibrahin, Siti Hajar, dan Ismail Bayi di Mekkah
1. Luruskan Niat Beribadah
Saat Anda hendak menunaikan ibadah umrah ke tanah suci, kuatkan hati Anda, luruskan sebenar-benarnya bahwa Anda terbang ke tanah suci sungguh ingin beribadah, bukan sekedar ingin buat postingan di social media.
Dengan niat yang baik, maka insyaAllah ibadah Anda juga akan berjalan lancar dan diterima oleh Allah SWT.
Jika niat dari awal saja sudah tidak benar, hanay sekedar ingin menerima pujian dan pengakuan bahwa Anda adalah orang baik yang mampu melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci, maka Allah tentu akan tahu niat Anda yang kurang tepat ini.
Jika niatnya saja sudah kurang tepat, bagaimana mungkin Allah akan memberikan pahala yang setimpal?
2. Berhenti Mencari Validasi
Mulailah dengan menjadi orang yang tidak ingin dipuji orang lain, meskipun manusia pada dasarnya ingin dipuji. Namun, itu tidak berarti Anda tidak bisa berhenti menjadi orang seperti itu.
Pujian dan penghargaan dari orang lain itu penting, tapi ketika Anda berbuat baik sebaiknya lebih menahan diri.
Nanti Allah juga akan membukakan dan memperlihatkan ke orang lain dengan sendirinya mereka sadar bahwa Anda adalah orang yang baik, tanpa Anda perlu mengumbar-ngumbar kebaikan Anda.
3. Bersikap Rendah Hati
Jangan menjadi pribadi yang selalu ingin unggul dibanding orang lain. Saat Anda menunaikan ibadah umrah, lalu membuat postingan di social media agar Anda terlihat merupakan orang yang baik, maka Anda akan menumbuhkan sifat tinggi hati.
Sebaiknya selalu bersikap rendah hati, tidak perlu memperlihatkan ke banyak orang bahwa kita adalah orang baik yang mampu untuk melaksanakan ibadah umrah. Toh, Allah sudah mencatat amal ibadah umrah Anda, buat apa lagi diumbarkan ke orang lain?
Dengan Anda terus-terusan ingin menjadi lebih unggul, banyak orang yang akan sadar dan menghakimi bahwa Anda sungguh orang yang sombong dan tukang pamer. Tidak lama lagi Anda akan kehilangan banyak teman.
4. Kurangi Bermain Social Media
Memang sulit sekali di zaman sekarang untuk membatasi diri scrolling di social media. Karena dengan sosmed, rasanya bisa melihat dunia luar dengan bebas, memperoleh segala informasi, dan tidak ketinggalan info trending dan viral terbaru!
Saat ingin melaksanakan ibadah umrah, tentu ada dorongan dalam diri ingin segera membuat postingan di sosmed, tapi untuk di satu momen bermakna dan sakral ini saja, tidak bisakah Anda untuk berhenti sejenak?
Singkirkan smartphone Anda sejauh mungkin, matikan segala koneksi internet, dan fokuskan ibadah Anda untuk sepenuhnya berserah diri kepada Allah SWT.
Baca juga: Tips Umrah Bersama Anak yang Masih Kecil
5. Mulai Filter Postingan dari Orang Lain
Mungkin dengan terlalu sering Anda melihat postingan orang lain yang isinya hura-hura dan banyak pamer kesenangan, maka dalam diri Anda juga tergerak untuk melakukan hal serupa.
Lebih baik Anda mulai melakukan setting “mute” atau langsung di-unfollow saja pada akun yang membuat postingan-postingan seperti itu, agar Anda dapat membuat lingkungan social media yang lebih baik untuk diri Anda.
Cari postingan-postingan yang lebih bermanfaat, agar Anda nantinya juga membuat postingan yang bermanfaat, bukan sekadar pamer kesenangan.
6. Berhenti Melakukan Hal yang Tidak Anda Suka
Padahal Anda tahu bahwa hal itu tidak Anda sukai dan tidak benar, tapi entah bagaimana Anda tetap melakukannya hanya karena Anda melihat orang lain melakukannya.
Sebaiknya mulai sekarang berhenti mengikuti apa yang dilakukan orang lain dan apa yang dikatakan orang lain, karena orang lain belum tentu benar.
Ikuti kata hati Anda dan apa yang menurut Anda benar, maka Anda akan perlahan menghentikan sikap untuk terus-terusan mencari perhatian dari orang lain.
Berhenti mencari perhatian dari orang lain, karena ini saatnya untuk melakukan apa yang Anda suka dan menjadi bangga dengan diri Anda sendiri.
7. Berhenti Menceritakan Hal yang Sama
Sikap pride atau terlalu membanggakan diri sendiri juga tidak baik untuk Anda. Sikap terlalu membanggakan diri sendiri ini akan menumbukan sikap sombong pada diri Anda.
Anda kana terus-terus bercerita hal yang sama pada orang lain, membuat diri Anda sangat terpuji, agung, dan keren di depan orang lain justru akan membuat orang lain tidak nyaman dengan Anda.
Mulai sekarang, sebelum bicara pikirkanlah apa yang akan kamu sampaikan. Tanyakan pada diri sendiri apakah yang akan kamu katakan itu pernah kamu ceritakan atau belum.
Dengan bersikap lebih rendah hati, Anda pun akan berhenti untuk membuat postingan di social media yang berisi “kehebatan” Anda telah mampua melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci.
Baca juga: Info 10 Hotel Murah di Mekkah untuk Umroh Hemat
8. Perjuangan Anda Tidak Sepenuhnya dari Diri Sendiri
Ada saat-saat ketika Anda merasa bahwa kemenangan yang Anda peroleh saat ini merupakan hasil dari perjuangan Anda sendiri, sehingga Anda lupa bahwa hal itu layak untuk dipromosikan.
Meskipun kamu tidak menganggapnya, ada orang-orang di belakangmu yang sangat mendukungnya.
Berhentilah menunjukkan kemampuan Anda untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka yang telah membantu Anda.
Akui dan sadari dalam diri sendiri bahwa segala pencapaian Anda tidak sepenuhnya atas perjuangan Anda sendiri, akan menumbuhkan sikap rendah rendah hati.
9. Selalu Melihat ke Bawah dan Merasa Bersyukur
Jangan terus-terusan meliaht ke atas, atau melihat orang lain yang tampak lebih bahagia dari hidup Anda. Cobalah lebih sering untuk melihat ke bawah, yaitu melihat orang lain yang tampak lebih kesulitan daripada hidup Anda.
Dengan melihat ke bawah, Anda akan menyadari “wah, ternyata masih banyak orang lain yang mengalami hal lebih sulit dibandingkan saya. Saya sangat beruntung.”
Mengubah diri Anda menjadi individu yang selalu melihat ke bawah. Lihat orang-orang di sekitarmu untuk melihat apakah mereka menghadapi kesulitan hidup atau tidak.
Jika terjadi, bantu. Dengan cara ini, Anda akan menjadi lebih bersyukur dan tidak akan mementingkan gaya hidup hedonisme.
10. Sembuyikan Amat Kebaikan
Untuk menjadi pribadi yang tidak pamer di social media, kita perlu menyembunyikan ibadah dan amal-amal kebaikan.
Tak perlu menutup ibadah umum seperti sholat jamaah di masjid, membaca Al-Quran, atau puasa karena yang terpenting adalah berusaha dengan ikhlas.
Namun, ibadah yang sifatnya lebih personal seperti bersedekah, sholat tahajud, beramal ke masjid, hingga menunaikan ibadah haji dan umrah tidak perlu dipamerkan.
Tidak perlu ada orang lain selain Allah Ta’ala yang tahu. Amal kebaikan harus disembunyikan seperti kita menyembunyikan aib kita sendiri, sehingga kita dapat menghindari pujian orang lain dan menghindari sifat riya.
11. Mengendalikan Hati
Kita harus belajar dan berusaha untuk tidak terbuai dengan pujian orang lain.
Pujian memang bisa memotivasi kita untuk menjadi lebih baik, tetapi kadang-kadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat kita menjadi riya. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak terlalu berbangga diri.
Ingatlah dan terus ingat bahwa semua yang kita lakukan saat ini semata-mata karena izin Allah SWT.
Kita dapat beramal karena diberikan rezeki yang cukup, dan kita dapat sholat dengan benar karena diberikan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, berterima kasihlah pada Allah SWT.
12. Belajar Ikhlas
Jika seseorang melakukan amal baik dengan niat ikhlas dan tidak mengharapkan pujian dari orang lain, maka insyaAllah amalnya akan diterima oleh Allah SWT.
13. Hidup dalam Kesederhanaan
Jika kita memiliki banyak harta, kerabat, dan teman, mungkin akan kesulitan bagi diri kita untuk menghindari bersikap sombong.
Oleh karena itu, coba untuk tetap sederhana. Dengan hidup lebih sederhana, maka Anda akan menjadi seseorang yang lebih rendah hati.
Sederhana membuat kita lebih baik, lebih ikhlas, dan lebih sulit untuk riya. Kita tidak perlu menunjukkan amalan kita hanya untuk dipuji. Bertindak sederhana akan membuat orang lain menilai kita sebagai orang baik.
14. Terus Menerus Mengingat Allah SWT
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa setan tidak akan pernah lelah menggoda manusia menuju jalan yang salah.
Oleh karena itu, manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah SWT, salah satunya dengan berdzikir. Berdzikir membuat kita terus mengingat Allah SWT, sehingga syaitan sulit menemukan celah.
Baca juga: Barang-barang yang Dilarang Dibawa Saat Umrah
15. Berdoa dan Memohon Ampunan kepada Allah
Manusia memiliki banyak keterbatasan. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melibatkan Allah SWT dalam semua hal yang kita lakukan karena kita hanya dapat melakukan segala sesuatu dengan izin-Nya.
Berlindung dari sifat buruk seperti riya adalah salah satunya. Anda harus terus berdoa kepada Allah untuk mendapatkan kekuatan iman dan dilindungi dari gangguan setan.
Sifat Riya dalam Islam
Riya adalah penyakit hati yang harus dihindari karena dapat merusak kebajikan manusia. Dalam Al-Qur’an, orang yang berbuat riya termasuk dalam kategori orang yang celaka.
Salah satu sifat munafik adalah riya. Sifat ini bertentangan dengan sifat orang beriman, yang selalu bertindak dengan ikhlas. Orang yang berbuat riya tidak akan mendapat apapun atas kebaikan yang mereka lakukan.
Dari bahasa Arab, kata “riya” berarti “ra’a-yara-ruyan-wa ru’yatan”, yang berarti “melihat”.
Riya adalah memperlihatkan diri kepada orang lain untuk diketahui orang lain dengan ucapan, tulisan, sikap, atau perbuatan.
Namun, riya secara garis besar berarti menunjukkan diri. Akibatnya, riya dianggap sebagai tindakan yang dapat menyebabkan penyakit hati.
Sikap riya yang muncul karena tidak memahami tujuan amal dan ibadah yang dilakukan. Untuk menghindari penyakit hati, setiap orang harus menghindari perilaku ini.
Tanyakan pada diri Anda “apa perlu untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, padahal Allah saja kan sudah melihatnya dan akan memberikan pengharagaan kepada saya, apa penghargaan dari Allah saja tidak cukup?”
Jenis-jenis Riya
Seperti dibahas sebelumnya, penyakit riya bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis riya menurut syariat Islam yang dikutip dari buku Hidup Sehat dan Bahagia Dalam Perspektif Tasawuf tulisan Muzakkir (2019):
1. Riya Lewat Penampilan
Untuk menilai kasyaf, riya lewat penampilan biasanya dilakukan dengan menundukkan kepala saat berjalan, membiarkan bekas sujud di wajah, dan memejamkan mata saat berbicara.
2. Riya Lewat Perkataan
Memberikan nasihat dengan kata-kata bijak, indah, dan memikat menunjukkan jenis riya ini. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan kedalaman ilmu.
3. Riya Lewat Anggota Badan
Postur tubuh kurus pucat menunjukkan riya melalui anggota badan. Ini menunjukkan bahwa dia telah berusaha sekuat tenaga untuk beribadah dan takut pada akhirat.
Selain itu, memiliki rambut acak dapat menunjukkan bahwa seseorang terlalu sibuk dengan urusan agama sehingga tidak sempat membersihkan rambutnya.
4. Riya Lewat Teman
Memaksakan diri untuk mengunjungi ulama atau ahli ibadah ke rumahnya adalah cara untuk menunjukkan riya kepada teman. agar orang tersebut terlihat memiliki kedudukan, kehormatan, dan ketenaran.
5. Riya Lewat Amal Ibadah
Ketika sholat, riya dilakukan melalui amal, seperti melambatkan diri ketika berdiri, memperpanjang ruku, dan memperpanjang bacaan hingga menampakkan kekhusyu’an.
Firman Allah Tentang Riya
Riya juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menunjukkan diri dengan berbuat baik untuk dilihat oleh orang lain dan mendapatkan simpati, sanjungan, pujian, dan kemahsyuran.
Mereka yang beriskap riya bisa dilaknat oleh Allah karena berbuat kebaikan hanya untuk mendapat perhatian orang lain daripada dengan niat baik. Dalam firman Allah SWT, riya adalah haram.
Penutup
Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama Travel Umroh Rawda. Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman.
Manfaatkan juga Promo Travel Umrah Rawda eksklusif kami! Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta.
Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki. Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami!