Apa yang sebenarnya terjadi di tanah suci, hingga rindu itu tak selesai-selesai?
Apa yang dilihat mata, hingga hati ikut bicara?
Apa yang disentuh kaki, hingga jiwa tak ingin pulang?
Banyak orang berpikir, umroh itu cukup sekali.
Sebatas rukun.
Sekadar ziarah.
Cukup tanda centang dalam daftar ibadah.
Tapi nyatanya, banyak yang sudah pulang… justru ingin berangkat lagi.
Tak lama setelah kaki kembali menapak tanah air,
rindu itu muncul lagi.
Tiba-tiba.
Bukan karena fasilitasnya mewah.
Bukan karena hotelnya dekat.
Tapi karena hati yang disentuh, dengan cara yang tak bisa dijelaskan logika.
1. Karena Ka’bah Bukan Sekadar Bangunan
Mata manusia bisa menyaksikan keindahan mana pun di bumi.
Tapi hanya di hadapan Ka’bah, mata itu tiba-tiba basah.
Tanpa alasan yang pasti.
Hanya ada getar.
Ada tunduk.
Ada diam panjang yang tidak biasa.
Ka’bah memang hitam.
Tapi justru di sanalah, hati yang kusam bisa bercahaya.
Mereka yang pernah berdiri di sana, tahu rasanya.
Tahu, betapa kecilnya diri.
Betapa ringkihnya dunia.
Dan betapa dekatnya Allah, dalam jarak yang tak bisa diukur langkah.
2. Karena Umroh Itu Bukan Perjalanan Wisata
Ya, mungkin awalnya karena ingin lihat langsung Madinah.
Ingin tahu rasanya wukuf di Raudhah.
Ingin tahu sejuknya Masjid Nabawi.
Tapi begitu sampai, semua berubah.
Ini bukan soal objek.
Ini soal makna.
Ini bukan perjalanan luar.
Tapi justru perjalanan ke dalam.
Umroh membuat manusia bercermin.
Bukan di kaca, tapi di cermin keimanan.
Apa yang sudah dilakukan?
Apa yang selama ini dilupakan?
Tak sedikit yang menangis saat thawaf.
Bukan karena capek.
Tapi karena sadar: selama ini sibuk, tapi kosong.
Penuh jadwal, tapi lupa akhirat.
3. Karena Tenang Itu Nyata
Dunia ini ribut.
Kita terbiasa hidup dalam suara.
Suara pekerjaan.
Suara target.
Suara dunia.
Tapi di tanah suci, suara itu tiba-tiba diam.
Ada sepi yang menenangkan.
Ada diam yang menyembuhkan.
Mereka yang pernah umroh, tahu rasanya sholat tanpa terburu-buru.
Berdoa tanpa gangguan notifikasi.
Berjalan pelan menuju masjid, bukan tergesa ke kantor.
Itulah kenapa mereka ingin kembali.
Karena di sanalah, jiwa benar-benar bisa istirahat.
4. Karena Pertemuan dengan Diri Sendiri
Seringkali, kita tidak kenal siapa diri kita sebenarnya.
Kita terlalu sibuk jadi orang lain.
Terlalu banyak topeng.
Terlalu lama berpura-pura kuat.
Tapi saat umroh,
di antara kerumunan manusia dari berbagai negara,
di depan Ka’bah yang tak pernah berhenti dilirik,
kita justru bertemu… dengan diri sendiri.
Kita menyadari dosa yang dilupakan.
Kita mengingat doa yang dulu sempat diucapkan.
Kita merindukan hidayah yang entah kapan datangnya.
5. Karena Umroh Bukan Akhir, Tapi Awal
Banyak yang mengira, selesai umroh, maka selesai pula perjuangan.
Padahal justru sebaliknya.
Umroh bukan akhir.
Ia awal dari komitmen baru.
Awal dari kesadaran baru.
Awal dari hidup yang tak lagi ingin sia-sia.
Maka wajar jika mereka yang pernah ke sana, ingin kembali.
Karena mereka takut lupa.
Takut lalai.
Takut hati kembali beku.
Mereka ingin menyiramnya lagi.
Menundukkannya lagi.
Membangunkannya lagi dari tidur dunia.
6. Karena Rindu Itu Tak Pernah Usai
Ada rindu yang bisa disembuhkan dengan pertemuan.
Tapi rindu pada Baitullah,
anehnya justru semakin kuat setelah bertemu.
Semakin jauh dari sana, semakin kuat panggilannya.
Semakin lama tak ke sana, semakin berat rasanya.
Itulah kenapa banyak yang ingin kembali.
Karena umroh bukan soal keberangkatan,
tapi soal kembali —
kembali kepada fitrah,
kembali kepada Allah,
kembali kepada jiwa yang bersih dan pasrah.
Dan Jika Kau Rindu Lagi…
Maka jangan kau abaikan rindu itu.
Jangan kau tunda ketika hatimu terpanggil.
Jangan kau tunggu hingga tubuhmu tak lagi kuat melangkah.
Jika kau pernah merasa tenang di sana,
jika kau pernah merasa dicintai Allah di sana,
maka beranilah untuk kembali.
Karena Baitullah tak pernah menutup pintu.
Ia menunggu.
Dengan sabar.
Dengan diam yang memanggil-manggil.
Rawda Umroh: Menemani Langkahmu Kembali
Untukmu yang rindu,
untukmu yang ingin kembali,
RawdaUmroh.com hadir sebagai sahabat perjalananmu.
Kami percaya, umroh bukan sekadar ibadah.
Ia perjalanan jiwa.
Dan setiap jiwa berhak mendapatkan pengalaman yang berkesan dan penuh makna.
Rawda Umroh menyediakan berbagai paket umroh reguler dan plus,
dengan bimbingan spiritual, kenyamanan akomodasi, dan pelayanan sepenuh hati.
Berangkat bersama pembimbing yang berpengalaman,
dalam rombongan yang hangat dan penuh kekeluargaan.
Rindu itu butuh dijemput. Hubungi kami dan biarkan kami mengantar rindu itu hingga Ka’bah.
Karena umroh bukan hanya pergi.
Tapi juga kembali — dengan hati yang lebih bersih,
lebih tenang,
dan lebih siap menjalani hidup.
Temukan Paket Umroh Plus Turki, Paket Umroh Plus Dubai dan Paket Umroh Reguler dari Rawda Travel Umroh.
Tulisan terkait:
- Sejarah Ka'bah: Kiblat Umat Islam di Seluruh Dunia
- Apa Saja Rukun - Rukun dalam Sholat? Berikut Penjelasannya
- Apa Isi Dalam Ka'bah? Berikut 8 Bagian pentingnya
- Mengenal Rukun Yamani dan dimana posisinya di Ka'bah
- Mengenal Keistimewaan Rukun Yamani di Ka'bah
- Cara Mengobati Rasa Rindu Kepada Keluarga Saat Berada di Tanah Suci
- Rindu Tanah Suci: Tanda Panggilan atau Sekadar Perasaan?
- 10 Rekomendasi Hotel Dekat Masjidil Haram, Cuman Jalan Kaki!
- Mengenal Tahallul Simbol Penutup Ibadah Haji dan Umroh
- Mengenal Bagian-Bagian Ka'bah yang Wajib Diketahui