Temukan penjelasan mengenai mengapa umroh dan haji bisa wajib hukumnya bagi yang mampu di artikel ini. Pelajari perbedaan hukum, manfaat, dan pendapat ulama terkait ibadah umroh dan haji.
Menjelang hari raya kurban ini, banyak umat Islam yang berbondong-bondong melaksanakan ibadah umroh dan haji. Ini adalah momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, di mana mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merasakan spiritualitas yang mendalam di Tanah Suci. Mengingat pentingnya ibadah ini, sering timbul pertanyaan di kalangan umat Islam: sebenarnya, apakah melaksanakan umroh dan haji bagi yang mampu hukumnya wajib atau sunnah?
Sebenarnya, melaksanakan umroh dan haji memiliki landasan hukum yang berbeda dalam Islam. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu, baik dari segi finansial, fisik, maupun mental. Ini berarti, bagi mereka yang memenuhi syarat kemampuan, tidak melaksanakan haji tanpa alasan yang sah dapat dianggap sebagai dosa. Sebaliknya, umroh secara luas dianggap sebagai ibadah sunnah, yang berarti meskipun sangat dianjurkan dan mendatangkan banyak pahala, tidak melaksanakannya tidak dianggap sebagai dosa bagi mereka yang mampu.
Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum umroh. Beberapa mazhab, seperti Mazhab Hanafi dan Maliki, menganggap umroh sebagai ibadah sunnah. Sementara itu, Mazhab Syafi’i dan Hanbali berpendapat bahwa umroh adalah wajib bagi yang mampu. Perbedaan pandangan ini menunjukkan betapa pentingnya memahami hukum-hukum agama dengan baik, agar umat Islam dapat menjalankan ibadah mereka dengan benar sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Simak informasi lengkapnya di sini.
Baca Juga: Mengenal Sultan Muhammad Al Fatih, Sosok Dibalik Penaklukan Konstantinopel
Hukum Melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh
Ibadah umroh dan haji secara sekilas terlihat mirip. Bagi yang tidak mendalami agama Islam, mungkin tidak tahu perbedaan di antara keduanya. Dari segi hukum, kedua ibadah ini memiliki perbedaan yang jelas.
Ibadah Haji sendiri telah disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 97 adalah sebagai berikut.
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan suatu apapun) dari semesta alam (QS Ali Imran: 97).
Sementara itu, dalam surat Al Baqarah ayat 196 juga membahas anjuran haji dan umroh.
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ
Haji termasuk dalam rukun Islam, tepatnya rukun Islam yang kelima. Jadi, hukum berhaji adalah wajib bagi yang mampu. Kemampuan di sini mencakup aspek finansial, serta kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, haji memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, sebagai salah satu pilar utama yang melengkapi keislaman seseorang.
Selin itu, hukum umroh secara umum dianggap sunnah. Artinya, ibadah umroh bukanlah suatu kewajiban yang harus dipenuhi. Makna umroh hampir sama dengan berziarah atau berkunjung ke rumah Allah (Baitullah). Jadi, melaksanakan umroh akan melengkapi ibadah kita dan menambah pahala. Meski tidak wajib, umroh tetap menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan karena memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan keagungan spiritual di Tanah Suci. Banyak orang yang merasakan kedamaian dan ketenangan batin setelah melaksanakan umroh, sehingga tetap memilih untuk menunaikannya meskipun tidak diwajibkan.
Namun, di kalangan ulama masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum ibadah umroh. Menurut Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki, hukum umroh adalah sunnah. Inilah pandangan yang banyak diikuti oleh umat Islam di Indonesia. Jadi, umroh sunnah bagi yang mampu melaksanakannya. Kalaupun tidak dikerjakan oleh umat Islam yang mampu, maka tidak akan menimbulkan dosa. Pandangan ini menekankan fleksibilitas dalam menjalankan ibadah umroh, memberikan ruang bagi umat Islam untuk melaksanakannya sesuai dengan kemampuan dan kesiapan mereka.
Sebaliknya, menurut Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali, hukum ibadah umroh adalah wajib bagi yang mampu melaksanakannya. Perbedaan besar ini menunjukkan bahwa bagi umat Islam yang sudah mampu melaksanakan ibadah umroh tapi tidak melakukannya, maka akan berdosa. Pandangan ini menekankan pentingnya melaksanakan umroh bagi mereka yang memiliki kemampuan, menegaskan bahwa kesempatan untuk beribadah di Tanah Suci tidak boleh disia-siakan. Dengan memahami berbagai pandangan ini, umat Islam diharapkan dapat membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menjalankan ibadah umroh dan haji sesuai dengan ajaran agama dan kemampuan pribadi masing-masing.
Manfaat Umroh Bagi yang Mampu
Melaksanakan ibadah umroh memiliki berbagai manfaat bagi umat Islam. Karena itu, umat Islam di seluruh dunia sangat merindukan untuk menunaikannya. Umroh bukan hanya sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Banyak yang merasakan kedamaian dan perubahan positif dalam hidup setelah menunaikan umroh. Beberapa manfaat umroh antara lain adalah:
1. Menjadi Tamu Allah
Setiap orang yang melaksanakan ibadah haji dan umroh adalah tamu Allah. Saat mereka berdoa dan meminta kepada Allah, doa mereka akan dikabulkan. Jika mereka meminta pengampunan, Allah akan mengampuni mereka. Dalam momen-momen suci ini, setiap doa dan permohonan yang dipanjatkan di hadapan Ka’bah memiliki potensi besar untuk dikabulkan. Sebagai tamu Allah, umat Islam merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Sang Pencipta, yang membuat pengalaman umroh sangat berharga dan penuh berkah.
2. Sebagai Penghapus Dosa
Melaksanakan ibadah umroh merupakan penghapus dosa, tentu saja jika ibadah dilakukan dengan baik dan menjalankan semua rangkaiannya. Setiap langkah yang diambil selama umroh, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap ritual yang dijalankan, semuanya berfungsi untuk membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu. Kesempatan ini memberi harapan baru bagi umat Islam untuk memulai lembaran hidup yang bersih dan suci setelah kembali dari Tanah Suci.
3. Pahalanya Sama dengan Berjihad
Pahala orang yang berperang di jalan Allah atau berjihad sangat besar. Bahkan, seluruh dosa bisa dihapuskan bagi yang wafat dalam berjihad. Menurut Rasulullah dalam HR. Ibnu Majah No. 2892, ibadah haji dan umroh pahalanya sama dengan berjihad. Jadi, seluruh umat Islam punya kesempatan mendapat pahala jihad tanpa harus ikut perang.
Pahala besar ini menambah semangat umat Islam untuk melaksanakan umroh, karena mereka tahu bahwa perjalanan ini setara dengan pengorbanan yang besar di jalan Allah, memberikan pahala yang berlimpah dan penghapusan dosa yang signifikan.
4. Pahala Umroh di Bulan Ramadhan Sama dengan Berhaji
Salah satu perbedaan ibadah umroh dan haji adalah waktu pelaksanaannya. Ibadah haji hanya bisa dilakukan di bulan tertentu, yaitu dimulai di bulan Syawal hingga hari raya Idul Adha. Jadi, ibadah haji hanya bisa dilakukan sekali saja dalam setahun. Sedangkan ibadah umroh bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun.
Namun, melaksanakan umroh di bulan Ramadhan memiliki keutamaan khusus. Pahala yang didapat dari berumroh sepanjang bulan Ramadhan adalah sama dengan melaksanakan ibadah haji. Menjalankan umroh di bulan suci ini memberikan peluang besar bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala yang sangat besar, setara dengan pahala haji, dan meningkatkan kesucian serta kekhusyukan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Selain manfaat-manfaat di atas, umroh juga memberi kesempatan bagi umat Islam untuk mempererat tali persaudaraan dengan sesama Muslim dari berbagai belahan dunia, memperdalam pengetahuan agama, dan merasakan pengalaman spiritual yang mendalam di tempat-tempat suci. Semua ini menjadikan umroh sebagai ibadah yang sangat istimewa dan diidamkan oleh banyak umat Islam yang mampu menunaikannya.
Penutup
Demikian ulasan lengkap mengapa Umroh dan Haji bisa wajib hukumnya. Bagi setiap muslim, ibadah Haji adalah ibadah yang termasuk kedalam rukun Islam. Maka wajib bagi yang mampu untuk menunaikannya. Umroh juga salah satu ibadah sunnah yang banyak keutamaan jika mampu mengamalkannya. Semoga kita diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umroh untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Semoga Bermanfaat!
Jika Anda sedang mencari paket perjalanan umrah Jakarta yang berkualitas dengan harga terjangkau, Rawda Umroh Travel adalah pilihan yang tepat. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dan memastikan kepuasan Anda selama menjalani ibadah umrah. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menikmati fasilitas eksklusif dan layanan istimewa dari kami.
Kunjungi situs resmi Rawda Umroh Travel sekarang untuk informasi lebih lanjut mengenai paket “Umrah plus Turki” yang telah kami susun dengan teliti. Temukan berbagai keunggulan yang kami tawarkan dan nikmati setiap momen perjalanan Anda sebagai pengalaman spiritual dan budaya yang tak terlupakan bersama Rawda Umroh Travel.
Baca Juga: Kalimat Syahadat: Arti dan Keutamaannya