Masjid Nabawi merupakan salah satu tempat bersejarah yang banyak dikunjungi oleh umat Islam. Yuk, ketahui lebih jauh tentang sejarah Masjid Nabawi di Madinah.
Masjid Nabawi berada di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid ini merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba. Dari masjid inilah, Rasulullah SAW mengembangkan dakwah Islam ke berbagai penjuru negeri.
Masjid Nabawi menjadi pusat ibadah dan kegiatan keagamaan di Madinah. Para jamaah haji atau umrah juga selalu menjadikan masjid ini sebagai destinasi yang harus dikunjungi.
Ketika musim haji tiba, jamaah haji asal Indonesia akan melaksanakan ibadah arbain atau shalat wajib di Masjid Nabawi sebanyak 40 kali berturut-turut selama delapan atau sembilan hari. Selain melaksanakan ibadah arbain, para jamaah juga bisa berziarah ke makam Rasulullah SAW yang lokasinya masih berada di kompleks Masjid Nabawi.
Sejarah Masjid Nabawi di Madinah
Masjid Nabawi dibangun oleh Rasulullah SAW sejak beliau tiba di kota Madinah pertama kali. Sebelumnya, lokasi masjid ini merupakan tempat untuk menjemur buah kurma milik dua anak yatim bersaudara bernama Sahl dan Suhail bin ‘Amr. Lahan tersebut akhirnya dibeli oleh Rasulullah SAW.
Pembangunan Masjid Nabawi merupakan salah satu dari tiga pilar yang dibangun oleh Rasulullah SAW sebagai upaya menyebarkan agama Islam di Madinah. Kedua pilar lainnya adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar serta menetapkan undang-undang dasar yang akan mengatur kehidupan kaum muslimin.
Sejak pertama kali dibangun, Masjid Nabawi berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Misalnya sebagai tempat shalat berjamaah, pusat pemerintahan, pusat pembelajaran, perawatan medis, pusat penahanan serta rehabilitasi, dan sebagainya.
Pada awalnya, Masjid Nabawi hanya berukuran sekitar 50×50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter. Rasulullah SAW membangun masjid ini dengan dibantu oleh para sahabat dan kaum muslimin lainnya.
Keempat sisi tembok Masjid Nabawi terbuat dari batu bata dan tanah. Sedangkan atap masjid ini terbuat dari daun kurma. Sebagian atap masjid dibiarkan terbuka dengan tiang penopang yang terbuat dari batang pohon kurma.
Selama sembilan tahun, Masjid Nabawi tidak menggunakan penerangan pada malam hari. Namun, ketika waktu Isya dibuat sedikit penerangan dengan membakar jerami.
Di bagian salah satu sisi masjid, terdapat kediaman Nabi Muhammad SAW. Ukuran kediaman Rasulullah SAW ini tidak terlalu besar dan tidak lebih mewah dari Masjid Nabawi. Namun, kediaman beliau dibangun lebih tertutup.
Renovasi dan Perluasan Masjid Nabawi
Masjid Nabawi mengalami beberapa kali renovasi untuk memperluas masjid. Menurut Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya yang berjudul Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Masjid Nabawi mengalami perbaikan untuk pertama kali pada tahun ke-4 Hijriah. Sejak itu, masjid ini mengalami perbaikan dan perluasan berulang kali.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang memeluk agama Islam. Hal tersebut menyebabkan masjid menjadi semakin penuh.
Oleh karena itulah, Rasulullah SAW kemudian memperluas Masjid Nabawi pada tahun 7 Hijriah. Beliau menambahkan masing-masing 20 hasta untuk panjang dan lebar masjid.
Masjid Nabawi kembali mengalami perbaikan pada tahun 1265 pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid. Perbaikan ini bertujuan untuk mempercantik dinding dan tiang-tiang dengan ukiran dan kaligrafi yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Perbaikan ini menghabiskan waktu selama 12 tahun.
Raja Fahd bin Abdul Aziz memiliki peran yang besar dalam memperluas Masjid Nabawi. Karena perannya, luas seluruh bangunan Masjid Nabawi mencapai 165.000 meter persegi.
Selain itu, menara yang awalnya hanya berjumlah 4 buah ditambah menjadi 10 buah. 4 menara memiliki ketinggian 72 meter dan 6 lainnya memiliki ketinggian 92 meter.
Pintu Masjid Nabawi juga ditambah menjadi 95 pintu. Masjid Nabawi semakin tampak megah dan mampu menampung sekitar 535.000 orang.
Keutamaan dan Keistimewaan Masjid Nabawi
Masjid Nabawi menjadi salah satu tujuan jamaah haji dan umroh untuk melaksanakan shalat berjamaah. Melaksanakan ibadah shalat di masjid ini memiliki pahala berkali-kali lipat dibanding menunaikan shalat di masjid lainnya.
Hal tersebut dijelaskan dalam hadis dari Jabir RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Satu kali shalat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali shalat di masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Dan satu kali shalat di Masjidil Haram, lebih utama dari seratus ribu kali shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad)
Keistimewaan lain dari Masjid Nabawi yang tidak dimiliki masjid lainnya adalah adanya Raudhah (taman). Hal tersebut disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW:
مَا بَيْنَ بَيْنِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رياض الْجَنَّةِ.
Artinya : “Di antara rumahku dengan mimbarku, terdapat salah satu Raudhah (taman) dari taman-taman surga.” (Muttafaq Alaih)
Larangan Saat Berada di Masjid Nabawi
Bagi Anda yang hendak menunaikan ibadah haji atau umroh, perlu Anda ketahui bahwa ada larangan yang harus Anda patuhi ketika berada di kawasan Masjid Nabawi. Apabila Anda melanggar, Anda harus berurusan dengan petugas keamanan Arab Saudi.
Berdasarkan laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut ini adalah beberapa larangan di Masjid Nabawi.
1. Mengambil Video dengan Durasi yang Lama
Larangan pertama ketika berada di Masjid Nabawi adalah mengambil video dengan durasi yang lama. Sebab, mengambil video dalam waktu yang lama akan menyebabkan kecurigaan. Terutama jika Anda menggunakan alat pendukung seperti tripod atau mikrofon khusus.
Biasanya, petugas keamanan Arab Saudi akan melakukan patroli secara langsung maupun melalui CCTV. Apabila ketahuan, kamera dan alat pendukung akan disita. Bahkan hasil rekaman juga bisa dihapus secara permanen.
2. Berkerumun Lebih dari Lima Orang
Otoritas Arab Saudi menerbitkan aturan bagi jamaah yang berkerumun lebih dari lima orang dalam jangka waktu yang lama di kawasan Masjid Nabawi. Alasannya karena kerumunan tersebut dapat menghambat pergerakan jamaah lain dan juga bisa menimbulkan kecurigaan.
Ketika ada jamaah yang berkerumun, petugas yang ada di Masjid Nabawi akan meminta mereka untuk terus berjalan tanpa berkerumun. Apabila ingin bertemu dengan jamaah lainnya, sebaiknya lakukan di luar kawasan Masjid Nabawi.
3. Membentangkan Spanduk
Larangan ketiga ketika berada di Masjid Nabawi adalah membentangkan spanduk, banner, atau bendera yang menunjukkan identitas atau kelompok tertentu. Larangan ini berlaku di dalam maupun luar kompleks Masjid Nabawi.
Otoritas Arab Saudi melarang para jamaah untuk membawa atau membentangkan bendera negaranya. Oleh karena itu, bagi Anda yang berniat membawa bendera Merah Putih untuk berfoto di Masjid Nabawi, sebaiknya urungkan niat Anda.
4. Merokok
Larangan selanjutnya adalah merokok. Masjid Nabawi menerapkan aturan untuk tidak merokok di kompleks masjid.
Oleh karena itu, kebiasaan merokok saat usai shalat atau menunggu waktu shalat berikutnya sebaiknya dihilangkan. Selain karena tidak sopan, merokok di kawasan masjid ini juga akan membuat Anda ditegur atau diproses hukum.
5. Membuang Sampah Sembarangan
Pengelola Masjid Nabawi begitu ketat dalam menjaga kebersihan kawasan sekitar Masjid Nabawi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kotak sampah di banyak sudut. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Anda untuk membuang sampah secara sembarangan.
Selain menyediakan banyak kotak sampah, ada juga petugas khusus di dalam area Masjid Nabawi yang berkeliling sambil membawa plastik sampah. Dengan begitu, para jamaah bisa membuang sampah pada tempatnya.
Apabila Anda tidak bisa menemukan tempat sampah ketika berada di Masjid Nabawi, sebaiknya simpan sampah Anda terlebih dahulu. Sebab, apabila Anda ketahuan sengaja mengotori kawasan Masjid Nabawi dan sekitarnya, Anda akan diperiksa oleh pengelola masjid.
6. Mengambil Barang yang Tercecer
Larangan ketika berada di Masjid Nabawi yang terakhir adalah mengambil barang yang tercecer. Sebaiknya hindari untuk mengambil barang yang tercecer meskipun Anda berniat untuk mengamankannya. Sebab, apabila dilihat dari kamera CCTV, tindakan Anda tersebut akan terlihat seperti pencurian.
Perlu Anda ketahui bahwa ada banyak CCTV di dalam maupun luar Masjid Nabawi yang bisa menangkap setiap pergerakan jamaah yang mencurigakan. Lalu, apa yang harus dilakukan jika melihat barang yang tercecer? Apabila menemukan barang yang tercecer, Anda bisa menyampaikannya ke petugas keamaan terdekat agar bisa segera diamankan.
Penutup
Demikian penjelasan mengenai sejarah Masjid Nabawi di Madinah, keistimewaan, serta larangan yang harus dipatuhi ketika berada di kawasan masjid ini. Semoga informasi di atas bermanfaat dan ibadah haji atau umroh yang akan Anda kerjakan berjalan lancar.
Travel Umroh Jakarta merupakan biro perjalanan umroh terpercaya yang sudah berdiri sejak 2003. Kepuasan para jamaah merupakan prioritas utama dari Rawda Umroh. Memiliki izin resmi dari Kementerian Agama, Rawda Travel siap mengantarkan Anda untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci Mekkah. Temukan berbagai paket umroh di Rawda Travel, seperti Paket Umroh Plus Turki. Anda bisa menunaikan ibadah umroh sekaligus berlibur ke Turki.