Kisah Pohon Kurma yang Menangis Dihadapan Nabi Muhammad SAW

kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW

Di zaman Nabi, terdapat pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW. Berikut ini tentang kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW. Simak penjelasannya dari Rawda travel umroh.

Kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW penuh makna. Kisah ini memberikan hikmah di balik cerita yang mengajarkan kasih sayang kepada seluruh makhluk Allah.

Kisah Nabi Muhammad SAW

kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW memiliki banyak sekali kisah menarik yang penuh dengan hikmah yang dapat kita ambil pelajarannya. Salah satu kisah yang menarik adalah kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW.

Dalam riwayat Jabir bin Abdullah RA dijelaskan bahwa “Apabila Rasulullah khutbah, beliau biasa berdiri di bawah pohon kurma. Ketika sebuah mimbar disediakan untuk beliau, kami mendengar pohon kurma itu menangis seperti tangisan unta betina yang hamil maka beliau turun dari mimbar dan mengelus pohon tersebut.” (HR Bukhari)

Kisah pohon kurma yang menangis ini ketika hari Jumat. Diawali ketika Nabi Muhammad SAW sesudah melaksanakan hijrahnya dari Makkah ke Madinah. Kemudian Nabi Muhammad SAW membangun masjid di Madinah ketika sampai. Masjid ini diberikan nama Masjid Nabawi berdiri tepat dimana unta Rasulullah berhenti.

Tanah tempat unta Nabi Muhammad SAW ketika berhenti ini merupakan milik anak yatim yang bersaudara. Setelah diketahui bahwa tanah yang telah dibeli tersebut berbentuk bujur sangkar dengan luas sekitar 1060 meter persegi. Kemudian dibangunlah masjid.

Masjid yang didirikan saat itu masih sangat sederhana hanya berupa tanah lapang yang dikelilingi tembok tanah liat menyerupai lingkaran. Saat masjid sudah mulai beroperasi, Nabi Muhammad SAW seringkali melakukan dakwah dengan berdiri menghadap ke arah Jamaah.

Nabi Muhammad SAW berdiri pada bagian masjid paling dengan dengan sandaran pada satu batang pohon kurma di bagian kanan yang saat ini dikenal sebagai mihrab Nabi.

Kemudian ketika jumlah jamaah bertambah semakin banyak dengan orang – orang berdesakan memenuhi masjid. Mereka yang duduk pada barisan belakang atau paling jauh dari Rasulullah SAW tidak dapat melihat wajah beliau.

Tentunya para sahabat merasa sedih dan kasian saat itu melihat Nabi Muhammad SAW kelelahan berdiri terlalu lama ketika berdakwah. Sebagian sahabat ada yang usul untuk membuat mimbar khusus Rasulullah.

Diatas mimbar Nabi Muhammad SAW dapat sesekali duduk beristirahat atau bahkan menyampaikan khutbah sambil duduk. Selain itu pula, para sahabat yang berada pada posisi paling belakang juga dapat menyaksikan wajah Rasulullah dan tentunya Rasulullah menyetujui pembangunan mimbar tersebut.

Kisah Tangisan Pohon Kurma Dihadapan Nabi Muhammad SAW

kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW

Kisah dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW selalu menjadi inspirasi bagi umat Islam. Salah satu cerita yang penuh hikmah adalah kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan kedekatan Nabi dengan makhluk Allah, termasuk benda yang tampak tak bernyawa seperti pohon. Mengapa pohon kurma ini menangis, dan apa pesan di balik kisah ini? Mari kita bahas lebih lanjut.

Kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW ini diawali ketika Nabi akan menaiki mimbar untuk melakukan khutbah. Seketika para sahabat yang hadir saat itu di masjid mendengar bunyi rintihan menangis dan memelas. Bahkan debu – debu dari tembok masjid ikut berguguran.

Suara tangisan terdengar semakin lama juga semakin kencang. Para sahabatpun merasa kebingungan dan mencari  sumber asal dari suara tangisan. Nabi Muhammad SAW pun turun dari mimbar dan mendekati pohon kurma yang sering digunakan sebagai sandaran.

Nabi Muhammad meletakkan tangannya yang mulia pada batang pohon kurma kemudian mengusap dan memeluknya. Tentunya atas izin Allah SWT, perlahan lahan suara tangisan yang awal mulanya tersedu – sedu akhirnya mereda.

Para sahabat merasa bingung dan penasaran, akhirnya Nabi Muhammad SAW mengajak berbicara kepada pohon kurma. Kemudian Rasulullah berkata bahwa “Maukah kamu aku pindahkan ke kebun kamu semula, berbuah dan memberikan makanan kepada kaum mukminin atau aku pindahkan kamu ke surga, setiap akar kamu menjadi minuman dari minuman-minuman di surga, lalu para penghuni surga menikmati buah kurmamu.”

Pohon kurma pun tanpa ragu memilih piihan yang kedua dan Nabi Muhammad SAW pun bersabda “”Af’al insya Allah! Demi Allah, yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika tidak aku tenangkan dia, niscaya dia akan terus merintih hingga hari kiamat karena kerinduannya kepadaku.”

Mengenai kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah terlihat berbicara dengan sebatang pohon kurma dan datanglah wanita dari Anshar berkata kepada beliau “Wahai Rasulullah, aku memiliki anak seorang tukang kayu. Bolehkah aku menyuruhnya membuatkan mimbar untuk engkau dari pohon itu untuk berkhutbah?”

Nabi Muhammad SAW pun mengatakan “Ya boleh” maka si tukang kayu membuatkan mimbar untuk Nabi Muhammad SAW dari pohon kurma.

Di suatu hari jumat, Nabi Muhammad SAW sudah mulai berkhutbah diatas mimbar dan bukan lagi berada diatas potongan pohon kurma seperti pada masa awal pendirian masjid. Tiba – tiba batang kurman yang dijadikan mimbar menagis seperti bayi.

Nabi Muhammad SAW pun berkata bahwa “Batang pohon ini menangis karena merasa telah dilupakan.”

Kisah Pohon Kurma Menangis Ketika Nabi Muhammad Berkhutbah

kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW

Masjid Nabawi merupakan masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW menjadi saksi pohon kurma yang menjulang tinggi dengan kisah yang istimewa pembala risalah Islam. Kisah ini tentunya memperkaya nilai dan makna keberadaan Masjid Nabai sebagai tempat yang bersejarah dalam Islam.

Kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW ini dikisahkan terjadi di masa awal Islam saat Nabi SAW sering berkhutbah di masjid. Pada masa itu, Nabi menggunakan sebatang pohon kurma sebagai sandaran saat menyampaikan khutbah. Namun, ketika mimbar khusus dibuat untuk Nabi SAW, pohon kurma tersebut tidak lagi digunakan.

Nabi pertama kali berkhutbah di mimbar baru pada haji jumat, beliau mendengarkan suara tangisan yang terdengar dari arah pohon kurma. Pohon itu menangis seperti seorang anak yang kehilangan kasih sayang. Kejadian ini mengejutkan semua orang yang hadir. Kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW ini menunjukkan hubungan yang istimewa antara Nabi dengan ciptaan Allah.

Suara tangisan yang seperti anak bayi membuat banyak orang yang datang mendengarkan kutbah Nabi Muhammad SAW merasa kebingungan. Setelah ditelusuri ternyata suara tangisan tersebut berasal dari pohon kurma yang berdiri di dekat mimbar tempat Nabi Muhammad biasa melakukan khutbah.

Nabi Muhammad SAW pun mendekati pohon kurma tersebut dan menghiburnya. Beliau meletakkan tangannya pada pohon itu hingga tangisannya berhenti. Nabi Muhammad pun menanyakan kesedihan pohon kurma bahwa pohon kurma sedih karena akan berpisah dengannya. Bahkan pohon kurma mengatakan bahwa akan rindu dengan suara merdu dan nasihat bijak dari Nabi Muhammad SAW yang selalu menenangkan hati.

Pohon kurma telah digunakan sebagai tempat bersandar saat Nabi berdakwah. Menurut hadits Ibnu Hajar bahwa pohon kurma merasa sedih kehilangan kehadiran Rasulullah yang selalu memberikan nasihat dan dzikir di dekatnya.

Pohon kurma seakan sahabat setia Nabi Muhammad dan menjadi tempat sandaran ketika Nabi sedang berkhutbah di hari Jumat. Pohon kurma juga mendengar langsung nasihat dan wejangan bijak dari nabi yang penuh dengan hikmah. Hal inilah yang menjadikan pohon kurma merasa sedih ketika Nabi Muhammad SAW tidak bersandar lagi ketika melakukan khutbah.

Kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW ini mengajarkan kita bahwa segala ciptaan Allah, baik yang bernyawa maupun tidak, memiliki rasa dan kesadaran dalam bentuk yang unik yaitu dapat merasakan kasih sayang, kehilangan, maupun kebahagiaan.

Kisah tentang pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW ini juga menjadi pengingat bahwa kasih sayang Nabi Muhammad SAW tidak terbatas pada manusia, tetapi juga pada alam dan semua makhluk. Hikmah dari kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW adalah pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua ciptaan Allah tidak hanya kepada manusia melainkan juga kepada hewan dan tumbuhan, karena mereka pun dapat merasakan dan memberi respons tentang rasa kasih sayang.

Kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW adalah salah satu mukjizat yang mengajarkan umat Islam tentang kasih sayang, kepedulian, dan keimanan. Kisah  ini menjadi bukti bahwa cinta dan keikhlasan dapat dirasakan oleh seluruh ciptaan Allah.

Selain itu, dari kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW menjadikan pelajaran hidup bagi kita untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Demikian penjelasan tentang kisah pohon kurma yang menangis dihadapan Nabi Muhammad SAW. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan makhluk lainnya.

Rawda Travel Umroh

Anda akan menunaikan ibadah umroh tapi belum menemukan biro perjalanan yang sesuai? Berikut ini kami rekomendasikan Rawda travel umroh insyaAllah akan sesuai dan siap membantu selama proses Anda melaksanakan ibadah umroh.

Sebagai penyedia layanan biro umroh, Rawda travel umroh merupakan biro umroh berkualitas dan terpercaya dengan menyediakan layanan akomodasi terbaik dan fasilitas terbaik untuk para calon jamaah umroh.

Rawda travel umroh, siap menemani perjalanan umroh Bogor, Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya menuju Baitullah. Dapatkan paket umroh hemat dengan Rawda travel umroh dengan salah satu paket terbaiknya yaitu paket umroh plus Turki.

Rawda Travel Umroh solusi perjalanan Umroh siap menemani Anda ke Baitullah!

Share the Post: