6 Macam-Macam Thawaf dan Perbedaannya dengan Sa’i. Thawaf adalah amalan yang dilaksanakan dalam rangkaian ibadah haji dan umroh. Thawaf termasuk amalan dengan yang wajib dilakukan karena menjadi penentu atas keabsahan dalam menjalankan ibadah haji dan umrah. Berikut adalah penjelasan mengenai macam-macam thawaf dan perbedaannya dengan sa’i.
Pengertian Thawaf
Thawaf merupakan rukun kedua dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Pelaksanaan thawaf yaitu dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dan melafalkan doa. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad dan juga diakhiri di Hajar Aswad. Amalan ini dilakukan sebagai pembuka serta penutup ketika beribadah di Masjidil Haram.
Pada tiga putaran pertama dianjurkan untuk berjalan dengan cepat. Sedangkan untuk empat putaran terakhir, jamaah bisa berjalan dengan kecepatan yang normal. Setelah menyeledaikan thawaf, jamaah dianjurkan untuk menyentuh Rukun Yamani serta mencium Hajar Aswad. Apabila tidak mampu atau tidak berkesempatan mencium Hajar Aswad, maka jamaah hanya perlu melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad setelah itu mencium tangan tersebut.
Macam-Macam Thawaf
Pada praktiknya, ada beberapa syarat dan macam-macam thawaf yang penting dipahami oleh para umat muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah. Berikut adalah macam-macam thawaf dan perbedaannya dengan sa’i.
1. Thawaf Qudum
Thawaf Qudum merujuk pada satu putaran mengelilingi Ka’bah yang dilakukan saat tiba pertama kali di Mekkah, sebelum memulai pelaksanaan ibadah Umroh. Thawaf ini dilakukan sebagai tanda kedatangan jamaah haji atau musafir ke tanah suci. Thawaf Qudum sebenarnya tidak termasuk dalam rukun Umroh, tetapi bagi mereka yang melaksanakan Umroh, thawaf ini sangat dianjurkan.
Thawaf Qudum dimulai dari Hajar Aswad (batu hitam) di sudut timur Ka’bah, dan jamaah berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran searah jarum jam. Jamaah dapat melakukan Thawaf Qudum kapan saja setelah tiba di Mekkah sebelum memulai seluruh rangkaian ibadah Umroh. Thawaf ini menandai awal dari perjalanan ibadah di tanah suci dan memuliakan Ka’bah sebagai pusat spiritual bagi umat Islam.
2. Thawaf Ifadhah
Thawaf ifadhah adalah thawaf yang dilaksanakan setelah melakukan wukuf di padang Arafah dan bermalam di Muzdalifah. Thawaf ini wajib dilakukan karena apabila tidak dilakukan akan membuat rangkaian ibadah haji menjadi tidak sah.
Melakukan thawaf ifadhah tidak bisa diwakilkan oleh orang lain karena ini merupakan tahap terpenting. Apabila telah melakukan thawad ifadhah, maka menjadi sebuah tanda bahwa jamaah sudah menyelesaikan semua kewajiban saat ibadah haji.
3. Thawaf Sunnah
Thawaf Sunnah merujuk pada thawaf yang dilakukan secara sukarela atau tidak diwajibkan oleh syariat Islam, namun dianjurkan untuk dilakukan oleh Rasulullah SAW. Thawaf Sunnah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu tertentu yang diharamkan untuk thawaf, seperti saat waktu-waktu tertentu pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Meskipun tidak wajib, thawaf ini memiliki nilai ibadah yang tinggi dan memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jenis-jenis thawaf sunnah dapat bervariasi, termasuk Thawaf Tahiyyat al-Masjid (putaran mengelilingi Ka’bah ketika masuk ke Masjidil Haram), Thawaf Tahiyyat al-Umrah (putaran mengelilingi Ka’bah setelah melaksanakan umroh), dan Thawaf Tahiyyat al-Wada’ (putaran mengelilingi Ka’bah sebelum meninggalkan Mekkah setelah menyelesaikan ibadah haji atau umroh).
4. Thawaf Tahhiyat
Disebut juga sebagai Thawaf Wada’, yang merujuk pada thawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah sebagai tanda perpisahan dengan Ka’bah. Thawaf ini dilakukan oleh jamaah setelah menyelesaikan seluruh ibadah haji atau umroh, dan sebelum meninggalkan kota suci Mekkah. Thawaf Tahhiyat memiliki makna simbolis sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan ibadah di tanah suci.
Thawaf Tahhiyat melibatkan 7 putaran mengelilingi Ka’bah, dimulai dari Hajar Aswad (batu hitam) di sudut timur Ka’bah. Sebagian besar ulama sepakat bahwa Thawaf Tahhiyat merupakan bagian yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh jamaah haji sebelum mereka meninggalkan Mekkah. Ibadah ini juga mencerminkan kesadaran bahwa keberangkatan dari tanah suci adalah bagian dari tata cara ibadah dan penyelesaian dari serangkaian ritual haji atau umroh.
5. Thawaf Nazar
Thawaf Nazar merujuk pada thawaf yang dilakukan sebagai bentuk penunaian nazar atau janji yang diucapkan oleh seseorang kepada Allah SWT. Nazar adalah sebuah janji atau ikrar di mana seseorang berjanji untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk balasan atas pemberian atau pertolongan Allah. Dalam konteks thawaf, seseorang yang telah berjanji untuk melakukan thawaf Nazar akan melaksanakannya dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran.
Thawaf Nazar dapat dilakukan atas berbagai alasan, seperti sebagai ungkapan syukur atas penyembuhan dari penyakit, keselamatan keluarga, atau pencapaian tujuan tertentu. Sebelum memulai thawaf, jamaah yang berjanji untuk melakukan Thawaf Nazar biasanya harus menyatakan nazar tersebut secara lisan atau dalam hati dengan niat yang tulus kepada Allah.
6. Thawaf Wada’
Apabila hendak meninggalkan Makkah, maka jamaah bisa melakukan thawaf wada’. Hukum melaksanakan thawaf ini adalah sunnah. Thawaf ini dilakukan pada urutan terakhir saat menjalankan ibadah haji atau umrah.
Syarat Melaksanakan Thawaf
- Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah Jilid 3 menganjurkan beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh jamaah yang hendak melaksanakan thawaf. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
- Suci dari Najis: Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa tawaf adalah shalat. Maka dari itu ketentuannya juga sana yaitu harus suci dari najis maupun hadats.
- Menutup Aurat: Jamaah laki laki maupun perempuan harus menutup aurat saat melaksanakan thawaf.
- Melakukan 7 Putaran: Apabila salah satu putarannya ditinggalkan maka thawafnya tidak sah.
- Hajar Aswad: Jamaah mengawali dan mengakhiri thawaf di Hajar Aswad.
- Ka’bah Berada di Sebelah Kiri: Saat melakukan thawaf, posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri jamaah.
untuk panduan thawaf lengkap bisa klik disini.
Perbedaan Thawaf dengan Sa’i
Thawaf dan Sa’i adalah salah satu bagian dari ibadah haji atau umrah. Terdapat beberapa aspek yang membedakan antara thawaf dengan sa’i. Berikut penjelasan lebih lengkapnya tentang macam-macam thawaf dan perbedaannya dengan sa’i.
Jika dilihat dari definisinya, thawaf dan sa’i memiliki perbedaan yang signifikan. Secara harfiah, ‘thawaf’ memiliki arti ‘berkeliling’. Sedangkan sa’i secara harfiah memiliki arti bekerja, berjalan, berlari atau lari-lari kecil.
Pada praktiknya, thawaf dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran yang dilaksanakan berdasarkan beberapa rukun dan syarat-syarat tertentu. Di sisi lain, sa’I dilakukan dengan cara berjalan atau berlari kecil dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
Meskipun memiliki perbedaan, thawaf dan sa’i adalah tahapan yang sama sama wajib dilakukan oleh jamaah haji. Keduanya merupakan rukun haji yang wajib dilakukan setelah ihram dan wukuf di Arafah. Dengan begitu, thawaf dan sa’i memiliki peran penting dalam keabsahan ibadah haji yang sedang dilakukan.
Apabila Anda ingin mendaftarkan diri untuk umrah, Rawda Travel Biro Umroh Plus Turki adalah pilihan yang tepat dan terpercaya di Bandung. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs resminya di www.rawdaumroh.com.
Sekian penjelasan mengenai macam-macam thawaf dan perbedaannya dengan sa’i. Apabila Anda hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah, informasi di atas sangat penting untuk dipahami. Dengan begitu, ibadah haji atau umrah yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar.