Sa’i dalam Umrah dan Haji: Tiga Aturan Penting dan Panduan Lengkap Berdasarkan Syariat

Sa’i dalam Umrah dan Haji: Tiga Aturan Penting dan Panduan Lengkap Berdasarkan Syariat

Dalam rangkaian ibadah haji dan umrah, Sa’i merupakan salah satu rukun utama yang tidak boleh ditinggalkan. Ritual ini bukan sekadar formalitas fisik berupa berjalan bolak-balik antara dua bukit, namun sarat dengan nilai spiritual, sejarah, dan simbol keimanan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga aturan penting yang harus ditaati saat melakukan Sa’i, dilengkapi dengan dasar syar’i, serta tata cara Sa’i yang benar sebagaimana dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ hingga sekarang.

Apa Itu Sa’i?

Secara bahasa, kata Sa’i (السعي) berarti “berjalan” atau “berusaha”. Dalam konteks ibadah, Sa’i adalah berjalan sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Marwah yang terletak di dalam kompleks Masjidil Haram, Makkah.

Ritual ini merupakan bentuk napak tilas perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, saat ia bolak-balik antara dua bukit tersebut mencari air untuk putranya, Ismail. Akhir dari usahanya membuahkan karunia luar biasa: munculnya sumur zamzam.

Dalil tentang perintah Sa’i:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya untuk mengerjakan Sa’i antara keduanya.”
(QS. Al-Baqarah: 158)

Dari ayat ini, para ulama menyimpulkan bahwa Sa’i adalah bagian dari syiar ibadah yang wajib dikerjakan dalam haji dan umrah.

rute sai

Tiga Aturan Penting Saat Melaksanakan Sa’i

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi melalui akun resmi media sosialnya telah merilis tiga pedoman penting dalam pelaksanaan Sa’i. Tujuan utama pedoman ini adalah menjaga ketertiban, kenyamanan, dan keamanan jemaah, serta menciptakan pengalaman ibadah yang selaras dan khidmat.

1. Bergerak Tanpa Henti

Jemaah dianjurkan untuk terus berjalan saat melaksanakan Sa’i tanpa berhenti terlalu lama di tengah lintasan, kecuali untuk hal yang benar-benar darurat seperti istirahat singkat, menunggu keluarga tertinggal, atau karena uzur kesehatan.

Kenapa hal ini penting?

  • Untuk menghindari penumpukan massa di area Sa’i yang bisa menghambat pergerakan jemaah lain.
  • Menunjukkan semangat dan dedikasi dalam mengikuti jejak perjuangan Siti Hajar, yang tidak pernah menyerah walau dalam kondisi terdesak.

Secara syar’i, prinsip “istikamah” dan “ketekunan dalam ibadah” sangat dijunjung tinggi. Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”
(QS. Al-Ankabut: 69)

2. Menyesuaikan Kecepatan dengan Jemaah Lain

Kementerian juga menekankan pentingnya menyesuaikan ritme berjalan dengan jemaah lain di sekitarnya. Tidak tergesa-gesa melewati orang lain di ruang sempit, tidak pula berjalan terlalu lambat jika sedang dalam jalur utama.

Manfaatnya:

  • Menghindari benturan dan friksi antarjamaah
  • Menumbuhkan rasa kolektif dan toleransi, sejalan dengan spirit persaudaraan dalam Islam

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (dalam kesulitan).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Bekerja Sama dengan Petugas Penyelenggara

Petugas penyelenggara haji dan umrah (baik dari pemerintah Arab Saudi maupun tim pendamping dari Indonesia) memiliki tugas besar dalam menjaga kelancaran Sa’i.

Jemaah diminta:

  • Mengikuti jalur yang sudah ditentukan
  • Menghormati rambu dan tanda-tanda Sa’i
  • Tidak membuat barisan sendiri yang melawan arus
  • Melapor bila ada kendala atau kehilangan anggota rombongan

Dengan kepatuhan ini, tercipta suasana tertib dan aman. Islam sendiri menganjurkan ketaatan kepada ulil amri dalam hal-hal kebaikan dan ketertiban umum:

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), serta ulil amri di antara kamu.”
(QS. An-Nisa: 59)

Tata Cara dan Syarat Melaksanakan Sa’i

Agar pelaksanaan Sa’i sah dan diterima oleh Allah, ada beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi. Berikut penjelasan ilmiahnya:

Syarat Sah Melaksanakan Sa’i

  1. Telah melakukan tawaf sebelumnya. Sa’i tanpa didahului tawaf tidak sah.
  2. Dilakukan sebanyak 7 kali putaran, dihitung dari Shafa ke Marwah (1), lalu Marwah ke Shafa (2), dan seterusnya hingga berakhir di Marwah.
  3. Dilakukan di tempat khusus Sa’i, yang telah disediakan dan disyariatkan.
  4. Dilakukan secara berurutan, tanpa berpindah-pindah tempat.
  5. Dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah (tidak sebaliknya).

Tata Cara Sa’i yang Sesuai Sunnah

  1. Naik ke Bukit Shafa, menghadap Ka’bah, membaca dzikir dan doa:

    “Inna ṣ-ṣafā wa l-marwata min sha‘ā’irillāh…” (QS. Al-Baqarah: 158), lalu bertakbir, bertahmid, dan berdoa

  2. Mulai berjalan menuju Marwah sambil berdzikir dan membaca doa apa pun yang dikuasai.
  3. Di antara dua lampu hijau, bagi pria disunahkan untuk berlari-lari kecil (raml), sedangkan wanita cukup berjalan cepat.
  4. Saat tiba di Marwah, berhenti sejenak untuk doa, sebagaimana di Shafa.
  5. Lanjutkan kembali ke Shafa — hingga 7 putaran diselesaikan (berakhir di Marwah).
  6. Jika lelah atau uzur, boleh menggunakan kursi roda atau skuter yang tersedia.
  7. Disunnahkan dalam keadaan suci dari hadas, meskipun tidak wajib.

 

Nilai Spiritual di Balik Sa’i

Lebih dari sekadar aktivitas fisik, Sa’i mengandung pelajaran iman:

  • Ketekunan Siti Hajar menjadi simbol usaha manusia maksimal sebelum berharap pertolongan Allah.
  • Kesabaran dan pengorbanan adalah kunci datangnya karunia — air zamzam muncul saat keputusasaan memuncak.
  • Kepatuhan terhadap Allah meski logika manusia tidak selalu mampu memahami perintah-Nya.

Penutup: Sa’i yang Syar’i, Tertib, dan Bermakna

Sa’i bukan hanya rukun dalam rangkaian haji dan umrah, tapi juga cermin dari ruh Islam: usaha, keikhlasan, dan kedisiplinan. Dengan memahami tiga aturan penting dari Kementerian Haji dan Umrah — terus bergerak, menjaga irama bersama jemaah, dan patuh pada petugas — kita menunaikan ibadah ini bukan hanya sah secara fikih, tapi juga agung secara etika dan sosial.

Ingin Umrah Khusyuk & Aman? Pilih Rawda Umroh!

Rawda Umroh siap menemani perjalanan suci Anda dengan berbagai pilihan paket: Umroh RegulerUmroh Plus TurkiUmroh Plus Dubai, dan Umroh Plus Qatar. Kami memahami pentingnya ibadah yang syar’i, logistik yang nyaman, dan pengalaman yang tak terlupakan. Bergabunglah bersama ribuan jemaah yang telah mempercayai Rawda Umroh untuk menjalani ibadah dengan tenang, tertib, dan penuh keberkahan.

Hubungi kami

Cukup Chat Whatsapp

Kami akan memandu Anda dari mulai persiapan, pemberangkatan sampai kepulangan ke Tanah Air nanti.

You cannot copy content of this page