Inilah beberapa ayat al quran yang membahas tentang umroh dan haji yang penting kita ketahui sebagai umat muslim. Umroh dan haji adalah ibadah yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Keduanya memiliki kedudukan tinggi di mata Allah, menjadi bagian dari rukun Islam serta ibadah yang diimpikan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Dalam pelaksanaannya, Allah memberikan petunjuk melalui ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tata cara serta keutamaan ibadah ini.
Beberapa ayat yang mengatur tentang umroh dan haji dapat ditemukan di dalam Surat Al-Baqarah, Ali Imron, dan Al-Maidah. Berikut ini adalah kumpulan ayat-ayat Al-Quran yang membahas secara langsung tentang ibadah umroh dan haji.
Baca Juga: Tips dan Trik Bagi Calon Jemaah Haji dan Umroh agar Terhindar dari Hipertensi
1. Surat Al-Baqarah Ayat 158
Teks Arab: إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Transliterasi: Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya’ā`irillāh, fa man ḥajjal-baita awi’tamara fa lā junāḥa ‘alaihi ay yaṭṭawwafa bihimā, wa man taṭawwa’a khairan fa innallāha syākirun ‘alīm.
Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya melakukan Sa’i antara bukit Shafa dan Marwa saat melaksanakan ibadah haji maupun umroh. Sa’i merupakan salah satu syarat sah ibadah tersebut, yang menunjukkan ketundukan dan pengabdian umat Muslim kepada Allah. Barangsiapa yang melaksanakan Sa’i dengan ikhlas, Allah akan memberinya pahala yang melimpah dan mensyukuri amal tersebut. Sa’i sendiri merupakan simbol dari perjalanan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari antara dua bukit untuk mencari air bagi anaknya, Ismail. Ini menunjukkan usaha dan pengorbanan dalam mencari rezeki dan berpasrah kepada Allah.
2. Surat Al-Baqarah Ayat 189
Teks Arab: يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Transliterasi: Yasalụnaka ‘anil-ahillah, qul hiya mawāqītu lin-nāsi wal-ḥajj, wa laisal-birru bi
an tatul-buyụta min ẓuhụrihā wa lākinnal-birra manittaqā, wa
tul-buyụta min abwābihā wattaqullāha la’allakum tufliḥụn.
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: ‘Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.'”
Surat Al-Baqarah ayat 189 ini mengandung perintah tentang penggunaan hilal atau bulan sabit sebagai penanda waktu ibadah, termasuk haji. Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa kebajikan dalam agama bukanlah mengikuti tradisi jahiliyah seperti memasuki rumah dari belakang saat ihram, melainkan dengan bertakwa dan mengikuti perintah-Nya. Tradisi jahiliyah yang dimaksud adalah perilaku masuk rumah dari belakang sebagai bentuk kesalehan, yang kemudian dibetulkan oleh Allah bahwa ketaatan adalah dengan mematuhi aturan yang telah ditetapkan dan menjalankan perintah-Nya dengan penuh keikhlasan.
3. Surat Al-Baqarah Ayat 196
Teks Arab: وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ…
Transliterasi: Wa atimmul-ḥajja wal-‘umrata lillāh, fa in uḥṣirtum fa mastaisara minal-hady, wa lā taḥliqụ ru`ụsakum ḥattā yablugal-hadyu maḥillah…
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya…”
Ayat ini menjelaskan tata cara melaksanakan ibadah haji dan umroh dengan sempurna, serta mengatur mengenai pembayaran fidyah bagi mereka yang terkendala dalam melaksanakan ibadah ini. Allah memberikan keringanan bagi orang yang sakit atau memiliki halangan untuk menyempurnakan ibadah haji atau umroh dengan melaksanakan fidyah, baik berupa puasa, sedekah, atau kurban. Ayat ini juga menegaskan pentingnya ketakwaan kepada Allah dalam setiap aspek ibadah, termasuk dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
Baca Juga: Sejarah Hajar Aswad, Batu Mulia yang Berada Di Sudut Kabah
4. Surat Ali Imran Ayat 96
Teks Arab: إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Transliterasi: Inna awwala baitiw wuḍi’a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-‘ālamīn.
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Ka’bah di Baitullah adalah rumah pertama yang dibangun untuk ibadah kepada-Nya. Ka’bah menjadi pusat ibadah umat Muslim dari seluruh penjuru dunia, yang didatangi untuk melaksanakan haji dan umroh. Baitullah memiliki keistimewaan, diberkahi oleh Allah, dan menjadi arah kiblat bagi seluruh umat Muslim. Tempat ini juga menjadi sumber hidayah bagi umat manusia, mengingatkannya pada pentingnya ketaatan dan pengabdian kepada Allah.
5. Surat Ali Imran Ayat 97
Teks Arab: فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ…
Transliterasi: Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā…
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia…”
Ayat ini menjelaskan bahwa di Baitullah terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata, salah satunya maqam Ibrahim. Ayat ini juga menekankan kewajiban haji bagi setiap Muslim yang mampu. Allah mengingatkan bahwa siapa saja yang mengingkari kewajiban ini, Allah tidak membutuhkan amal mereka, karena Allah Maha Kaya dan tidak memerlukan sesuatu dari makhluk-Nya. Haji adalah salah satu bentuk penyerahan diri total kepada Allah dan merupakan simbol persaudaraan umat Muslim yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk beribadah kepada-Nya.
6. Surat Al-Maidah Ayat 2
Teks Arab: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ…
Transliterasi: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuḥillụ sya’ā`irallāh…
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah…”
Ayat ini mengandung perintah untuk menghormati syi’ar Allah, termasuk melaksanakan ibadah haji dan umroh dengan penuh ketakwaan. Ayat ini juga mengingatkan pentingnya menjaga kehormatan bulan-bulan haram, ketika umat Muslim dilarang berperang atau melakukan tindakan yang melanggar ketentuan agama. Allah menegaskan agar umat Muslim saling bekerja sama dalam kebaikan dan takwa, serta menjauhi perbuatan dosa dan pelanggaran.
Ayat-ayat Al-Qur’an di atas menegaskan pentingnya ibadah haji dan umroh bagi umat Muslim. Selain mengandung perintah, ayat-ayat tersebut juga menjelaskan hikmah serta tata cara pelaksanaannya. Allah memberikan panduan yang jelas mengenai kedua ibadah ini, agar umat Muslim bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan Islam. Demikian beberapa ayat umroh dan haji, semoga bermanfaat.
Sebagai agen biro perjalanan umroh Jakarta, Rawda Travel menawarkan berbagai pilihan paket untuk Anda, termasuk paket umroh hemat dan paket umroh plus Turki. Rawda Umroh telah memiliki izin resmi dan melayani berbagai jamaah dari seluruh Indonesia. Testimoni positif yang diterima oleh Rawda adalah bukti dari kepercayaan dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Apa Itu Raudhah? Arti, Letak, dan Tata Cara Doanya