Di balik kemegahan Makkah dan Madinah, kota Thaif juga menyimpan saksi sejarah yang tak kalah berharga. Salah satunya adalah Pasar Ukaz, sebuah pasar rakyat yang bukan sekadar tempat jual-beli, tetapi juga pusat budaya, sastra, bahkan arena politik pada masa pra-Islam hingga awal Islam.
Terletak di kawasan Al-Athdia, antara Thaif dan Makkah, Pasar Ukaz berdiri di ketinggian sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut. Tempat ini menjadi ajang berkumpulnya beragam suku Arab, menciptakan interaksi sosial yang luar biasa bagi zamannya.
Sejarah Singkat Pasar Ukaz
Pasar Ukaz diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, dan berkembang pesat sebagai pekan raya tahunan. Biasanya dibuka setiap pertengahan bulan Dzulqa’dah dan berlangsung selama 15 hari, menjelang musim haji. Hal ini memungkinkan para calon haji yang datang ke Makkah bisa berbelanja atau berdagang lebih dahulu sebelum menunaikan ibadah.
Nabi Muhammad ﷺ sendiri disebut pernah mengunjungi pasar ini hingga tujuh kali, dalam rangka berdakwah dan menyampaikan risalah Islam kepada para pedagang dan suku-suku Arab yang berkumpul di sana.
Fungsi Lebih dari Sekadar Pasar
Berbeda dengan pasar modern yang buka harian, Pasar Ukaz hanya beroperasi setahun sekali, namun skalanya sangat besar. Aktivitas di sana tidak hanya transaksi dagang, tetapi juga menjadi wadah untuk:
✅ Perundingan politik: para kepala suku berembuk terkait persekutuan, gencatan senjata, atau urusan keamanan bersama.
✅ Pertunjukan sastra: para penyair saling adu kebolehan merangkai syair, bahkan muncul kompetisi untuk menetapkan siapa penyair terunggul se-Arab.
✅ Penyelesaian konflik: suku-suku menyelesaikan perselisihan di bawah naungan bulan-bulan haram, bulan suci di mana peperangan dilarang sehingga suasana damai dapat terjaga.
✅ Pamer budaya: dari musik, tari, hingga cerita rakyat, semua dipentaskan agar identitas kabilah masing-masing tetap hidup dan lestari.
Sejarawan mencatat, Pasar Ukaz berkontribusi besar dalam memelihara bahasa Arab, karena banyak karya sastra terbaik lahir dari kompetisi syair di sana, lalu diwariskan turun-temurun.
Produk Dagangan di Pasar Ukaz
Kala itu, para pedagang Badui membawa barang-barang seperti:
- kain permadani
- rempah-rempah
- perhiasan
- parfum
- bulu domba
- hasil bumi
- perkakas tembikar
- tenda dan perlengkapan kemah
Semua diangkut dengan onta atau keledai, menempuh perjalanan panjang demi meramaikan Ukaz. Nilai tukar tidak hanya berupa dinar atau dirham, tetapi barter juga lumrah dilakukan.
Atmosfer Budaya dan Politik
Pasar Ukaz adalah panggung terbuka yang memadukan seni, politik, ekonomi, dan nilai spiritual. Beberapa suku terkenal seperti Quraisy, Hawazin, Ghatafan, Aslam, Ahabish, Adl, ad-Dish, al-Haya, dan al-Mustaliq kerap datang setiap tahun.
Quraisy misalnya, memanfaatkan Pasar Ukaz untuk merumuskan strategi perdamaian dengan suku lain, demi kelancaran perdagangan mereka di kawasan Hijaz. Selain itu, Ukaz juga menjadi tempat “konferensi” para kepala suku Arab untuk mempererat ikatan menghadapi ancaman musuh bersama.
Kebangkitan Kembali Pasar Ukaz
Tradisi Ukaz sempat hilang setelah masa Abbasiyah sekitar abad ke-8 M, lalu baru dihidupkan kembali di era modern berkat gagasan Raja Faisal bin Abdul Aziz dan Pangeran Khalid Al-Faisal. Dengan penelusuran catatan kuno, akhirnya lokasi Ukaz ditetapkan di Al-Athdia dekat Thaif, kemudian diresmikan lagi sebagai pekan budaya.
Saat ini, Pasar Ukaz modern berlangsung sekitar sepekan setiap tahunnya, menampilkan beragam pertunjukan seni, pembacaan syair, kompetisi budaya, serta penjualan barang-barang tradisional dan kerajinan modern.
Festival ini bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga mendukung sektor wisata religi dan kebudayaan di Arab Saudi.
Nilai dan Pesan dari Pasar Ukaz
- Simbol perdamaian
Pasar Ukaz hanya dibuka pada bulan haram (suci) di mana pertempuran dilarang. Ini mencerminkan penghormatan bangsa Arab terhadap nilai perdamaian dan keamanan. - Pelestari bahasa Arab
Lomba syair di Ukaz mendorong munculnya kata-kata indah, peribahasa, bahkan qasidah yang hingga kini masih dikaji di dunia sastra Arab. - Ajang silaturahmi
Masyarakat lintas suku saling mengenal, berdagang, menikah antar-suku, dan memperkuat jejaring sosial yang erat. - Media dakwah
Nabi Muhammad ﷺ memanfaatkan Pasar Ukaz untuk berdialog dan menyampaikan risalah tauhid di tengah keramaian, membuktikan bahwa pasar juga bisa menjadi ruang syiar Islam.
Penutup
Pasar Ukaz adalah cermin bagaimana orang Arab dulu merayakan budaya, memelihara persatuan, dan menjaga bahasa Arab tetap hidup. Bagi Anda yang berkunjung ke Thaif, jangan lewatkan napak tilas sejarahnya — saksikan langsung festival Pasar Ukaz modern yang terus menghidupkan warisan luhur ribuan tahun silam.
Jelajahi Sejarah Bersama Rawda Umroh
Bermimpi ingin menapaki jejak sejarah Pasar Ukaz sekaligus beribadah di Tanah Suci? Rawda Umroh hadir dengan paket Umroh Reguler, Umroh Plus Turki, Umroh Plus Dubai, hingga Umroh Plus Qatar. Didampingi pembimbing berpengalaman, Anda tidak hanya berziarah, tetapi juga menelusuri tapak sejarah Islam dan budaya Arab yang menakjubkan. Hubungi tim Rawda Umroh hari ini untuk pengalaman spiritual dan budaya yang lebih berkesan!
Tulisan terkait:
- Mengenal Kota Jeddah: Gerbang Menuju Tanah Suci dan 10 Destinasi Penuh Pesona
- Kota Terkutuk Al Ula: Menyingkap Misteri Sejarah dan Keindahan Tersembunyi
- Spot Foto Umroh Wajib Capture: Mengabadikan Momen Istimewa di Tanah Suci
- Sejarah Haji Umroh Indonesia Saat Jaman Belanda: Menelusuri Jejak Perjuangan Muslim Nusantara
- Sejarah Ka'bah: Kiblat Umat Islam di Seluruh Dunia
- Dokumentasi Foto Perkembangan Kota Mekah dari Waktu ke Waktu
- Fakta Menarik Tentang NEOM, Kota Futuristik di Arab Saudi
- Mengenal Sejarah Masjid Al Bay'ah, Lengkap Keistimewaanya!
- Berikut 12 Daftar Lengkap Tempat Bersejarah di Mekah dan Madinah
- Apa Isi Dalam Ka'bah? Berikut 8 Bagian pentingnya