Sejarah Turki Usmani, Sejarah Dibalik Kejayaan dan Era Emas Bagi Umat Muslim

sejarah turki usmani

Kesultanan Turki Usmani merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar. Tidak heran, sejarah Turki Usmani begitu menarik untuk dibahas. 

Kesultanan Turki Usmani menjadi kerajaan Islam terbesar yang bukan berasal dari tanah Arab. Wilayah kerajaan ini mencakup sebagian Asia dan Eropa. 

Turki Usmani menjadi salah satu basis kekuatan Islam di Eropa Timur selama berabad-abad lamanya. Beberapa alasan mengapa Turki Usmani dapat mempertahankan kedudukannya di Eropa Timur karena Turki Usmani memiliki kekuatan militer, cadangan kas, dan ekonomi, sosial, serta politik yang stabil. 

Kesultanan Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Sulaiman al-Qanuni dikenal sebagai penguasa yang shaleh. 

Akan tetapi, kerajaan Islam terbesar ini mulai mengalami kemunduran sejak terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki Usmani dengan Australia, Inggris, Polandia, serta Venesia. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah Turki Usmani, simak penjelasan berikut ini, ya. 

Sejarah Turki Usmani

Kesultanan Turki Usmani didirikan pada tahun 1281 oleh kabilah Oghuz. Kabilah Oghuz ini merupakan kabilah yang mendiami daerah Mongol serta daerah utara negeri Cina. 

Nama Turki Usmani diambil dari nama kakek yang berasal dari kabilah Oghuz, yaitu Utsman bin Erthogril bin Sulaiman Syah. Ia adalah seorang dari suku Qayigh yang merupakan salah satu cabang keturunan Oghus Turki. 

Sebelum kerajaan Islam ini berdiri, Sulaiman Syah melakukan pengembaraan ke Anatolia. Namun, ia meninggal sebelum sampai di tujuan. 

Kedudukannya pun akhirnya digantikan oleh putranya yang bernama Erthogril. Ia pun melanjutkan pengembaraannya ke Anatolia. 

Erthogril bersama rombongannya akhirnya menetap di Kota Athlah, sebelah timur Turki dan bergabung dengan Dinasti Seljuk. Mereka diterima dengan baik oleh penguasa Seljuk, yakni Sultan Alaudin yang sedang berperang melawan Bizantium. 

Erthogril dan Sultan Alaudin pun kemudian bekerja sama melawan kerajaan Bizantium sehingga kemenangan pun mereka peroleh. Atas bantuan yang ia berikan, Erthogril pun diberi hadiah sebidang wilayah yang berada di perbatasan Bizantium. Tidak hanya itu, Sultan Alaudin juga memberi wewenang Erthogril untuk melakukan ekspansi. 

Setelah wafatnya Erthogril, kepemimpinan wilayah tersebut pun diambil oleh putranya yang bernama Utsman. Utsman kemudian memerintah Turki Usmani mulai dari tahun 1281 Masehi hingga 1324 Masehi. 

Sementara itu, Dinasti Seljuk mendapat serangan dari Mongol pada tahun 1300 Masehi. Akibat serangan tersebut, Sultan Alaudin pun tewas. 

Dengan terbunuhnya Sultan Alaudin, Dinasti Seljuk pun terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Ketika Dinasti Seljuk ini terpecah, Utsman mengklaim kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang ia duduki. Selain itu, Utsman juga memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Usmani dengan Utsman sebagai raja pertama yang kemudian sering disebut sebagai Utsman I. 

Setelah memproklamirkan berdirinya kesultanan Turki Usmani, Utsman mulai melakukan ekspansi guna memperluas wilayah kekuasaan. Langkah awal yang ia lakukan adalah dengan memperkuat militernya secara berkesinambungan. 

Untuk memiliki militer yang kuat, Turki Usmani mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer. Melalui pusat pendidikan dan pelatihan militer ini, terbentuklah sebuah kesatuan militer yang disebut Yenisari atau Inkisyariah yang dipimpin oleh Orkhan. 

Perkembangan dalam bidang militer ini terus berlanjut dengan membangun cabang Yenisari. Kekuatan militer Turki Usmani pun tidak bisa diragukan lagi. Hal tersebut kemudian mendorong untuk menaklukkan wilayah-wilayah non Islam, seperti Adrianopel, Macedonia, Bulgaria, serta Serbia. 

Sultan Muhammad II merupakan pemimpin Turki Usmani yang memiliki kontribusi paling besar dalam upaya memperluas kesultanan Turki Usmani. Bahkan, Sultan Muhammad II mendapat julukan al Fatih yang artinya sang penakluk. 

Julukan tersebut diberikan atas keberhasilan Sultan Muhammad II dalam menaklukkan Romawi Timur yang berpusat di kota Konstantinopel pada tahun 1453. Penaklukkan wilayah tersebut kemudian berlanjut ke semenanjung Maura, Serbia, Albania, hingga ke perbatasan Bundukia. 

Dari banyaknya pencapaian yang diraih oleh Sultan Muhammad II, pencapaian paling penting yang ia dapatkan adalah saat menaklukkan kota Konstantinopel. Tidak hanya itu, ia juga mengalihfungsikan gereja St. Sophia menjadi masjid. Ia mengubah nama gereja tersebut menjadi Aya Sophia, yang menjadi lambang kemenangan orang Islam di kota Konstantinopel. 

Kota Konstantinopel pun akhirnya diubah namanya menjadi Istambul oleh Sultan Muhammad II. Seluruh ambisi umat Islam untuk menaklukkan imperium Romawi Timur pun tercapai dengan keberhasilan Sultan Muhammad II dalam menaklukkan Konstantinopel.

Kesultanan Turki Usmani ini resmi berakhir pada tahun 1922 ketika gelar Usmaniyah ditiadakan. Penyebab runtuhnya kesultanan ini adalah tidak berwibawanya Sultan yang memerintah, khususnya pada masa krisis Perang Dunia I, serta terjadinya banyak penyimpangan terkait keuangan negara. Tidak hanya itu, kehidupan mewah para penguasa istana juga menjadi faktor runtuhnya kesultanan Turki Usmani ini. 

Setelah Gencatan Senjata Mudros pada tahun 1918, sebagian besar wilayah kekuasaan Turki Usmani dibagi antara Inggris, Perancis, Yunani, dan Rusia. Kemudian, Turki dinyatakan sebagai republik pada tanggal 29 Oktober 1923 ketika Mustafa Kemal Ataturk yang merupakan seorang perwira militer mendirikan Republik Turki yang merdeka.

sejarah turki usmani 

Politik Turki Usmani

Masa kejayaan kerajaan Turki Usmani tidak bisa lepas dari aspek politik dan pemerintahan yang dimilikinya. Seluruh pemimpin Turki Usmani memiliki gelar Sultan sekaligus Khalifah

Gelar Sultan dan Khalifah tersebut memiliki fungsi serta peran yang berbeda. Gelar Sultan menunjukkan bahwa seorang pemimpin memiliki peran sebagai penguasa duniawi. Sementara gelar Khalifah memiliki arti bahwa seorang raja atau pemimpin juga berkuasa atau memimpin di bidang agama atau aspek spiritual. 

Seperti kerajaan-kerajaan pada umumnya, kekuasaan Turki Usmani juga diteruskan secara turun-temurun. Akan tetapi, kekuasaan tersebut tidak harus diwariskan kepada putra pertama. Dalam perkembangannya, pergantian kekuasaan tersebut juga diberikan kepada saudara sultan, bukan kepada anaknya. 

Dalam struktur pemerintahan, Sultan merupakan penguasa tertinggi. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, ia akan dibantu oleh shadr al a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur tersebut adalah seseorang yang mengepalai daerah tingkat I. Kemudian, di bawah gubernur tersebut terdapat beberapa orang al zanaziq atau al ‘alawiyah (bupati). 

Pada masa kekuasaan Sultan Sulaiman I, disusunlah undang-undang (qanun) yang bernama Multaqa al Abhur. Tujuan disusunnya undang-undang tersebut adalah untuk mengatur pemerintahan negara. Multaqa al Abhur kemudian menjadi pegangan hukum bagi kesultanan Turki Usmani hingga datangnya reformasi pada abad ke 19. 

Peninggalan Kerajaan Turki Usmani

Kerajaan Turki Usmani memiliki banyak peninggalan bersejarah, terutama di bidang kebudayaan. Kebudayaan Turki Usmani sendiri merupakan perpaduan antara kebudayaan Bizantium, Persia, serta Arab. 

Peninggalan kebudayaan tersebut dapat dilihat dari arsitektur peninggalan Turki Usmani. Beberapa arsitektur peninggalan Turki Usmani tersebut adalah Masjid Jami’ Muhammad al Fatih, Masjid Agung Sulaiman, Masjid Abu Ayyub al Anshari, serta Masjid Aya Sophia yang dulunya merupakan gereja St. Sophia. 

sejarah turki usmani

Faktor yang Menyebabkan Kemajuan dan Kemunduran Turki Usmani

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Turki Usmani memiliki masa kejayaannya. Akan tetapi, Turki Usmani ini juga memiliki masa-masa kemunduran. 

Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan kemajuan dan kemunduran Turki Usmani? Simak penjelasan di bawah ini, ya. 

1. Faktor Kemajuan

Kemajuan Turki Usmani dapat dilihat dari luas wilayah kekuasaannya serta peninggalannya. Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan kemajuan Turki Usmani. 

a. Politik

Di dalam struktur pemerintahan Turki Usmani, pemimpin akan mendapatkan gelar Sultan sekaligus Khalifah. Itu artinya, kekuasaan raja tidak hanya terbatas pada bidang pemerintahan saja, tetapi juga agama serta aspek spiritual. 

Selain itu, pemimpin tertinggi Turki Usmani juga memiliki peran sebagai pemimpin militer. Hal-hal tersebut yang menyebabkan Turki Usmani berhasil menguasai wilayah yang sangat luas. 

b. Militer

Selain faktor politik, Turki Usmani juga memiliki militer kuat yang mendorong kemajuan kerajaan ini. Turki Usmani berhasil mengembangkan militer dengan begitu baik. Keberhasilan dalam bidang militer ini ditunjukkan dengan dibentuknya pasukan Ghazi (penakluk awal) yang diambil dari orang-orang Turki, pasukan militer budak yang diambil dari bangsa non Turki, serta pasukan kavaleri propinsial yang sangat kuat. 

c. Ekonomi

Masa kejayaan Turki Usmani juga dipengaruhi faktor ekonomi. Perekonomian Turki Usmani yang begitu kuat ini dikarenakan keberhasilannya menaklukkan beberapa wilayah, terutama Bizantium dan Konstantinopel. Oleh karena itulah, alur perekonomian pada saat itu berada di bawah kendali kesultanan Turki Usmani. 

d. Pemimpin

Faktor penting lainnya yang menyebabkan Turki Usmani meraih masa kejayaannya adalah faktor kepemimpinan. Pemimpin-pemimpin Turki Usmani memiliki sifat yang visioner sehingga dapat membuat visi ke depan dan direalisasikan dalam futuhat (ekspansi). 

2. Faktor Kemunduran

Meskipun pernah berada di masa kejayaannya, kerajaan Turki Usmani juga pernah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Faktor kemunduran tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini adalah penjelasannya. 

a. Faktor Internal

  • Wilayah kekuasaan yang begitu luas dan sistem pemerintahan yang semakin buruk karena ditangani oleh penerus yang kurang profesional, kurangnya keadilan, serta banyaknya kasus korupsi. 
  • Heterogenitas penduduk dan agama. Philip K Hitti dalam Tarikh al Daulah al Islamiyah menyatakan bahwa sebuah negara yang landasan berdirinya demi kepentingan militer dan bukan untuk kemaslahatan bangsa, maka tidak akan mampu menyatukan keberagaman penduduk dan agama. 
  • Para penguasa yang senang hidup bermewah-mewah mengikuti gaya hidup orang barat dan akhirnya meninggalkan nilai-nilai agama Islam. 
  • Perekonomian negara yang semakin merosot akibat peperangan yang berlangsung selama berabad-abad. 

b. Faktor Eksternal

  • Timbul gerakan nasionalisme bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki Usmani. 
  • Teknologi yang semakin maju di dunia barat, terutama di bidang persenjataan. Sementara itu, Turki Usmani tidak mengalami kemajuan dalam teknologi senjata. Itu sebabnya, Turki Usmani selalu mengalami kekalahan dalam kontak senjata dengan bangsa Eropa. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai sejarah Turki Usmani hingga faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan hingga kemunduran salah satu kerajaan Islam terbesar ini. Semoga informasi pada artikel ini dapat menambah wawasan Anda tentang sejarah Islam. 

Travel Umroh Rawda merupakan biro perjalanan umroh terpercaya yang sudah berdiri sejak 2003. Kepuasan para jamaah merupakan prioritas utama dari biro perjalanan umroh ini. Memiliki izin resmi dari Kementerian Agama, Rawda Travel siap mengantarkan Anda untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci Mekkah. Bagi Anda yang sedang mencari travel Umroh Jakarta, Travel Umroh Rawda menawarkan berbagai paket umroh, seperti Paket Umroh Plus Turki. Anda bisa menunaikan ibadah umroh sekaligus berlibur ke Turki.  

Share the Post: